Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen Crude Palm Oil (CPO), PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) membidik peningkatan pendapatan hingga 30 persen sepanjang 2023 dengan memaksimalkan utilitas pabrik menjadi 90 persen.
Direktur keuangan CBUT Ronny Hertantyo Raharjo mengatakan Citra Borneo menargetkan pendapatan dari 20 persen hingga 30 persen menjadi Rp12 triliun sepanjang 2023. Sementara untuk laba bersih meningkat menjadi Rp250 miliar – Rp300 miliar.
“Strateginya peningkatan utilitas, jadi peningkatan produksi dari utilisiasi dari 2022 yang kami belum efektif, di 2023 diusahakan untuk di atas 90 persen,” katanya saat dijumpai setelah RUPSLB di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Sebelumnya CBUT membukukan penurunan laba tahun berjalan di 2022 sebesar 18,51 persen menjadi Rp233,14 miliar dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp286,10 miliar. Meski begitu, pendapatannya justru meningkat sebesar 11 persen menjadi Rp9,61 triliun dari semula Rp8,66 triliun.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laba di tengah naiknya pendapatan ialah meningkatnya beban secara signifikan. CBUT mencatatkan beban tahun berjalan sebesar Rp8,12 triliun, dari sebelumnya Rp6,62 triliun.
Sementara itu, Ronny menyebutkan sepanjang kuartal I/2023 terdapat penurunan pendapatan yang disebabkan oleh perawatan pabrik yang berimbas pada utilitas yang tidak maksimal.
Baca Juga
“Terjadi penurunan secara pendapatan, tapi laba masih on track. Masih on track dan mendekati target akhir tahun,” jelas Ronny.
Sementara itu, untuk belanja modal CBUT menyiapkan dana Rp500 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan refinery extension dan teknologi SAP sesuai janji penggunaan dana IPO.
Realisasi refinery saat ini sudah dalam tahap pembayaran uang muka ke pihak ketiga dan direncanakan akan dapat digunakan pada kuartal IV/2024 dengan kapasitas 1.500 ton/m3.
“Sekarang masih dalam tahap pembayaran uang muka secara finansial dari sisi mesin, teknologi dan maupun sisi infrastruktur. Levelnya masih sampai sekitar itu. Teknologi akan sampai di kuartal III/2023, pembangunan infrastruktur sampai kuartal I/2024, kuartal II dan III 2024 masuk tahap finalisasi sehingga kuartal IV bisa produksi,” jelas Ronny.