Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Citra Borneo (CBUT) Turun Usai IPO, Simak Penyebanya

Laba emiten kelapa sawit PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) setelah IPO mengalami penurunan kendati pendapatan naik.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sawit PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) mengantongi pendapatan sebesar Rp9,61 triliun, naik 11,04 persen dibandingkan dengan 2021 di angka Rp8,66 triliun. Namun laba CBUT setelah IPO mengalami penurunan akibat kenaikan beban.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, pertumbuhan terlihat pada hampir seluruh produk olahan sawit. Minyak olein sebagai kontributor penjualan terbesar menorehkan pendapatan sebesar Rp5,88 triliun atau tumbuh 28,95 persen year on year (YoY). Penjualan inti sawit melesat 217,34 persen YoY dari Rp165,42 miliar pada 2021 menjadi Rp524,95 miliar, sementara palm stearin naik 30,26 persen YoY menjadi Rp1,20 triliun.

Penjualan refined, bleached, deodorized palm oil (RBDPO) menjadi satu-satunya yang turun sepanjang 2022. Penjualan pada 2022 hanya Rp1,24 triliun atau turun 53,87 persen YoY dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp2,70 triliun.

Kenaikan penjualan kumulatif diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan. Anak usaha PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) itu mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp8,12 triliun sepanjang 2022 atau naik 22,71 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp6,62 triliun.

Kenaikan ini terutama dipicu oleh membengkaknya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. CBUT tercatat merogoh Rp7,96 triliun untuk pengadaan bahan baku pada 2022. Nilai itu mencerminkan peningkatan sebesar 21,81 persen YoY.

Akibatnya, laba bruto CBUT terkoreksi 26,84 persen YoY, dari Rp2,03 triliun pada 2021 menjadi Rp1,49 triliun pada 2022. Tren ini diikuti pula dengan penurunan laba tahun berjalan sebesar 22,0 persen menjadi Rp223,14 miliar, dibandingkan dengan Rp286,10 miliar pada 2021.

Jumlah aset CBUT pada akhir 2022 menembus Rp3,01 triliun, naik signifikan daripada 2021 yang ditutup di Rp2,02 triliun. Kenaikan terutama dipicu oleh bertambahnya kas dan setara kas menjadi Rp859,96 miliar, dari Rp151 miliar pada akhir 2021.

Liabilitas Citra Borneo di pengujung 2022 bertengger di Rp2,25 triliun, naik dari Rp1,93 triliun pada akhir 2021. Sementara itu ekuitas CBUT meningkat menjadi Rp769,52 miliar, dari Rp88,70 miliar per Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper