Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih PGN (PGAS) Turun 21 Persen Kuartal I/2023

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN mencatat peningkatan pendapatan 11,56 persen. Namun, mencetak penurunan laba 21,14 persen pada kuartal I/2023.
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) membukukan penurunan laba bersih, meski pendapatan pada kuartal I/2023 mengalami peningkatan. 

Mengutip laporan keuangan PGAS sampai dengan kuartal I/2023, entitas anak Pertamina ini berhasil mencetak pendapatan mencapai US$933,74 juta atau setara dengan Rp13,98 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 11,56 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2022 hanya US$836,91 juta. 

Pendapatan Perseroan sepanjang kuartal I/2023 disumbang paling besar dari penjualan niaga gas bumi senilai US$216,66 juta atau naik 9,37 persen dibandingkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya senilai US$198,08 juta. 

Selain itu, pendapatan dari penjualan migas naik 55,43 persen pada kuartal I/2023 dari US$19,24 juta menjadi US$29,91 juta. Pendapatan jasa regasifikasi naik 28,70 persen dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy) dari US$22,30 juta menjadi US$28,71 juta pada kuartal pertama 2023, dan pendapatan dari transportasi minyak tumbuh 811,79 persen dari US$4,34 juta menjadi US$39,57 juta. 

Sementara itu, pendapatan yang mengalami penurunan adalah dari transmisi migas yang turun 6,4 persen menjadi US$48,40 juta dan pendapatan pemrosesan gas bumi turun 22,25 persen menjadi US$8,08 juta.  

Dari pihak ketiga, pendapatan terbesar dicatatkan dari niaga gas bumi senilai US$433,68 juta dan disusul oleh penjualan minyak dan gas senilai US$101,48 juta. 

Meski demikian, Perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan hingga 16,29 persen yoy dari US$650,83 juta pada kuartal I/2022 menjadi US$756,90 juta pada kuartal I/2023 atau setara dengan Rp11,33 triliun.

Dengan kenaikan beban, PGAS mencatat laba kotor turun 4,96 persen yoy dari US$186,08 juta pada kuartal I/2022 menjadi US$176,84 juta atau Rp2,64 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Adapun, Perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 21,14 persen yoy dari US$119,90 juta pada kuartal I/2022 menjadi US$94,55 juta atau Rp1,41 triliun pada kuartal I/2023. 

Di samping itu, aset Perseroan naik 2,5 persen dari US$7,19 miliar pada akhir 2022 menjadi US$7,35 miliar pada kuartal I/2023. 

Adapun, liabilitas perseroan juga meningkat 0,95 persen dari US$3,75 miliar pada akhir 2021 menjadi US$3,78 miliar pada kuartal pertama 2023. Liabilitas jangka pendek tercatat naik 8,95 persen, sementara liabilitas jangka pendek turun 1,91 persen. 

Selain itu, ekuitas PGAS juga mengalami peningkatan 3,67 persen yoy dari US$3,44 miliar pada akhir 2021 menjadi US$3,56 miliar pada kuartal pertama 2023. 

Harga saham PGAS sendiri pada akhir perdagangan Jumat (28/4/2023) tercatat stagnan di Rp1.430 per saham. Harga sahamnya terpantau turun 18,75 persen sepanjang 2023 berjalan, sementara dalam setahun naik 2,88 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper