Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (24/4/2023) ditutup bervariasi dengan Nasdaq mengalami tekanan dari saham-saham emiten berkapitalisasi jumbo lantaran investor menanti laporan keuangan perusahaan termasuk Microsoft. Saham Tesla pun jatuh karena kekhawatiran pasar tentang rencana perusahaan yang dikendalikan Elon Musk tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (25/4/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,20 persen atau 66,44 poin ke 33.875,40, S&P 500 menanjak 0,09 persen atau 3,52 poin ke 4.137,04, dan Nasdaq tergelincir 0,29 persen atau 35,25 poin ke 12.037,20.
Saham Tesla Inc ditutup turun 1,5 persen setelah produsen mobil menaikkan perkiraan belanja modal 2023 untuk meningkatkan produksi, menjadikannya hambatan terbesar kedua pada indeks S&P 500 di belakang Microsoft Corp.
Saham Microsoft, naik lebih dari 17 persen sepanjang tahun ini, namun berada di bawah tekanan pada Senin karena investor tampak cemas dengan laporan kinerja yang akan dirilis pada Selasa. Saham-saham kelas berat lainnya yang menjadi pemberat laju indeks acuan di Wall Street adalah Amazon.com Inc, yang siap melaporkan kinerja minggu ini bersama dengan Alphabet Inc, dan Meta Platforms Inc.
Adapun reli di saham-saham ini telah mendukung Wall Street tahun ini, sehingga investor khawatir apakah kenaikan dapat berlanjut mengingat prospek ekonomi yang suram.
"Orang-orang sedikit tentatif bahwa kinerja yang lebih baik mungkin tidak berlanjut di musim pendapatan, yang sejauh ini sedikit lebih baik dari yang diharapkan. Memang standarnya rendah," kata Randy Frederick, direktur pelaksana, perdagangan dan derivatif Charles Schwab, mengutip Reuters, Selasa (25/4/2023).
Baca Juga
Frederick juga menunjukkan kecemasan pasar tentang data ekonomi yang akan datang seperti pertumbuhan kuartal pertama dan pembacaan inflasi.
Saham AS sebagian besar tetap stabil selama awal musim pendapatan karena kinerja yang lebih kuat melampaui perkiraan dari bank-bank besar, menghilangkan kekhawatiran tentang penularan dari krisis perbankan regional pada Maret 2023.
Dari 90 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartal pertama sejauh ini, hampir 77 persen telah melampaui perkiraan analis dibandingkan dengan rata-rata tingkat pelemahan jangka panjang sebesar 66 persen, sesuai data Refinitiv IBES.
Pembacaan awal PDB AS kuartal pertama, 2023 indeks pengeluaran konsumen pribadi (PCE) untuk Maret, dan kepercayaan konsumen April adalah beberapa data yang dijadwalkan untuk dirilis minggu ini.
Adapun sejumlah data yang dirilis pekan lalu memperkuat taruhan kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve pada Mei 2023, dengan pedagang pasar uang memperkirakan peluang 92 persen dari langkah tersebut, menurut sistem pengukur Fedwatch CME Group.
Pembuat kebijakan Fed mengatakan dalam seminggu terakhir bahwa bank sentral memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menurunkan inflasi.
Imbal hasil obligasi AS melemah menyusul tanda-tanda perlambatan inflasi dan aktivitas ekonomi baru-baru ini, meskipun investor tampak semakin khawatir tentang kebuntuan pengeluaran pemerintah dan potensi Amerika Serikat mencapai batas plafon utangnya lebih cepat dari yang diharapkan.