Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Merdeka Battery (MBMA) Rp9,2 Triliun, Lebih Besar dari Rencana Awal

Emiten nikel PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) meraih dana IPO Rp9,2 triliun, lebih besar dari rencana awal Rp7,95 triliun.
Emiten nikel PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) meraih dana IPO Rp9,2 triliun, lebih besar dari rencana awal Rp7,95 triliun. /Bisnis-Arief Hermawan.
Emiten nikel PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) meraih dana IPO Rp9,2 triliun, lebih besar dari rencana awal Rp7,95 triliun. /Bisnis-Arief Hermawan.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), emiten nikel terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir meraih dana IPO Rp9,2 triliun, lebih besar dari rencana awal Rp7,95 triliun.

Total saham yang dilepas melalui penawaran perdana (IPO) ini sebanyak 11.549.999.900 (11,54 miliar) saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau dari total saham. Jumlah tersebut naik dari rencana awal 11 miliar saham.

"Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 19,9 kali. Besarnya minat investor terhadap saham MBMA ini membuat perusahaan menerbitkan tambahan sebanyak 549.999.900 saham baru," kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam keterangannya, Selasa (18/4/2023).

Dengan harga pelaksanaan IPO Rp795 per saham, MBMA meraup dana IPO sekitar Rp9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp85,9 triliun. MBMA menjadi emiten ke-34 di BEI pada 2023, sehingga total menjadi 858 perusahaan tercatat di bursa.

MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Pabrik ini akan menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.

Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.

Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co. 

Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024. MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman.

"Kami bersyukur IPO MBMA dapat berjalan dengan lancar dan sukses mendapatkan dukungan dari berbagai investor institusi baik dari dalam maupun luar negeri. Aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik,"  kata Devin.

Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. David Agus, selaku salah satu penjamin emisi IPO MBMA, mengatakan sebagian besar saham MBMA dialokasikan kepada investor institusi. Namun, antusiasme investor ritel dalam IPO ini yang mencapai lebih dari 33.000 pemesan sangat menggembirakan bagi industri pasar modal dan energi terbarukan di Indonesia. Besarnya minat investor untuk terlibat dalam IPO MBMA ini sudah terlihat sejak penawaran awal.

"Besarnya penawaran saham yang masuk menandakan bahwa investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku Electric Vehicle [EV] battery atau baterai kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh MBMA. IPO MBMA ini sejalan dengan momentum global yang mendorong lebih banyak penggunaan energi bersih, termasuk penggunaan EV battery," kata David.

MBMA telah mengoperasikan smelter RKEF yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022. Setelah pembangunan atau komisioning smelter RKEF baru, tambang SCM dan proyek AIM I, MBMA diproyeksikan menghasilkan 88.000 Ni per tahun dan 1,2 juta ton asam per tahun.

Devin menjelaskan MBMA akan terus membangun dan mengembangkan berbagai proyek yang merupakan rantai nilai hilirisasi nikel hingga menjadi bahan baku EV battery. Pengoperasian dan pengembangan berbagai proyek strategis tersebut melibatkan berbagai grup bisnis yang merupakan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, seperti grup Tsingshan, Huayou, serta CATL.

Didukung oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), MBMA memiliki komitmen kuat untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance atau ESG. Dalam menjalankan usaha, MBMA senantiasa mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper