Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bisnis dengan tiga perusahaan Eropa yang menyatakan minat untuk berinvestasi di industri baterai kendaraan listrik di Indonesia, salah satunya Volkswagen. Menanggapi hal ini, emiten nikel yang baru resmi melantai di bursa hari ini, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan perusahaan global tersebut.
Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan mengatakan sangat mengapresiasi langkah pemerintah menarik investasi asing ke Indonesia dan MBMA bisa masuk ke dalam ekosistem pengembangan baterai kendaraan listrik
"Dengan VW bentuk kerja sama masih dalam tahap diskusi, ini tahap awal yang baik untuk masuk ke dalam ekosistem dan sesuai dengan misi MBMA sendiri masuk dalam manajemen bahan baku baterai. Tapi saat ini saya belum bisa kasih detailnya, tapi kami sangat senang dan terbuka dan siap bekerja sama dengan VW," ujarnya saat konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
MBMA berencana melakukan pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik, salah satu sumber dananya menggunakan hasil IPO.
Dana IPO juga akan digunakan sebagian untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co. Adapun kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.
Baca Juga
Sementara itu, MBMA terus melakukan pembangunan dan mengembangkan berbagai proyek yang merupakan rantai nilai hilirisasi nikel hingga menjadi bahan baku baterai EV. Ekspansi akan melibatkan berbagai grup bisnis dan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, seperti grup Tsingshan, Huayou, serta CATL.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bisnis dengan tiga perusahaan Eropa. Ketiga perusahaan tersebut adalah BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo yang menyatakan minat untuk berinvestasi di industri baterai mobil listrik Indonesia.
Adapun, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan menggandeng sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan nasional.
Bahlil menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.
“Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” pungkas Bahlil.