Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi IoT dan smart card, PT Pelita Teknologi Global Tbk. (CHIP), memasang target pertumbuhan top line untuk kinerja tahun buku 2023.
Penjualan CHIP menyentuh angka Rp147 miliar pada 2022. Realisasi itu meningkat 122 persen dibandingkan dengan sebelumnya yang sebesar Rp66 miliar.
Direktur Utama Pelita Teknologi Global Ardarini menyebut kinerja tersebut melampaui target penjualan perseroan Rp90 miliar pada 2022.
Dengan realisasi penjualan yang mencapai Rp147 miliar, perseroan mematok target penjualan mencapai Rp154 miliar pada tahun ini.
CHIP optimistis dengan adanya tambahan dana IPO akan meningkatkan penjualan dan memenuhi target tersebut.
Ardarini menerangkan target 2023 ini telah mempertimbangkan sejumlah aspek. Salah satunya tanggapan konsumen positif terhadap product CHIP.
"Iya, jadi semua sudah menjadi pertimbangan dari kami sebagai produsen OS dan SIM-Card," katanya, Minggu (16/4/2023).
Lebih lanjut, peningkatan penjualan CHIP pada 2022 juga mendongkrak laba perseroan. Tercatat, laba CHIP mencapai Rp9,31 miliar per 31 Desember 2022 atau tumbuh 85 persen dibandingkan dengan Rp5 miliar pada 2021.
Selain itu, total aset CHIP tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 91 persen dari Rp35 miliar menjadi Rp66 miliar pada 2022. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas sebesar 205 persen dari Rp6,4 miliar menjadi Rp19,8 miliar.
Di samping itu, dengan modal kerja tersebut Perseroan dapat memastikan atau menjaga jumlah pasokan serta ketersediaan bahan baku secara tepat waktu untuk kelangsungan produksi dan pemenuhan permintaan pelanggan dapat terpenuhi.
Sementara itu, Direktur Keuangan Pelita Teknologi Global Hasri Zulkarnain mengungkapkan juga telah mengantongi PO pada 2023. Pihaknya optimistis hal ini akan meningkatkan kembali Penjualan di tahun 2023.
"Tahun ini, CHIP akan terus mencoba advance market yang ada di dalam negeri dan overseas. Hal ini mencerminkan kemampuan dan komitmen perseroan dalam memperkuat dan memperluas kerja sama,” jelasnya.
CHIP merupakan pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sejumlah 200 juta lembar saham yang setara dengan 24,81 persen dengan harga perdana Rp160 per saham.