Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), Ririek Adriansyah menjelaskan alasan Indihome spin off dari Telkom untuk integrasi dengan Telkomsel.
Ririek mengatakan ada dua hal yang ingin dicapai dari aksi korporasi tersebut. Pertama, adanya peningkatan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) dan pendapatan perusahaan. Kedua, pertumbuhan market cap atau kapitalisasi pasar.
Ririek memproyeksikan EBITDA Telkom akan mencapai Rp5 triliun hingga Rp6 triliun mulai 2027 mendatang. Hal ini berdasarkan adanya efisiensi biaya operasional sebesar (Opex) Rp1,6 triliun sampai Rp1,9 triliun, efisiensi belanja modal (Capex) Rp300 miliar hingga Rp400 miliar dan peningkatan pendapatan langsung Rp3,3 triliun pada 2027.
"Jadi sekarang kalau memberi dana bisa ke satu saja, dulu kan dua. Jadi ada efisiensi dari sisi OPEX dan Capex" kata Ririek, Kamis (6/4/2023).
Potensi itu diestimasi meningkat secara bertahap dari Rp500 miliar pada 2023, Rp1,8 triliun pada 2023, Rp3,6 triliun pada 2025, Rp4,6 triliun pada 2026 dan seterusnya.
Telkom pun memprediksik kenaikan pendapatan Telkomsel setelah integrasi dengan Indihome Rp118,5 triliun pada 2023 menjadi Rp140,2 triliun pada 2027.
Baca Juga
Adapun, untuk EBITDA Telkomsel dari Rp56,2 triliun pada 2023 menjadi Rp58 triliun pada 2024 hingga Rp67,7 triliun pada 5 tahun ke depan.
Sementara itu, dari sisi market, Kementerian BUMN menargetkan kapitalisasi pasar atau market cap Telkom dapat mencapai Rp500 triliun pada 2025.
Ririek pun menilai dengan adanya spin off ini akan mencapai target yang diinginkan BUMN, bahkan melebihi target tersebut.
"Kita malah optimistis bisa lebih dari itu (Rp500 triliun)," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, VP Investor Relations Telkom, Edwin Sebayang, menyampaikan TLKM telah menandatangani Conditional Spin-Off Agreement dengan Telkomsel pada tanggal 6 April 2023.
Hal itu sehubungan dengan rencana Telkom untuk melakukan suatu restrukturisasi korporasi dan transformasi bisnis yang akan dilakukan melalui pemisahan tidak murni (spin off) atas segmen usaha IndiHome.
Untuk diketahui, IndiHome memiliki sejumlah layanan, yakni internet, voice bundling (termasuk voice only (1P) dengan akses homewifi), internet protocol television (IPTV), Over-the-Top (OTT), dan layanan digital (digital services).
"Berdasarkan Perjanjian Pemisahan Bersyarat, nilai dari segmen usaha IndiHome yang akan dipisahkan adalah sebesar Rp58.249.920.571.200 (Rp58,24 triliun)," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/4/2023).
Sebagai bagian dari Rencana Pemisahan ini, Telkom dan Telkomsel juga telah menandatangani beberapa perjanjian komersial lain yang terkait, yaitu suatu Wholesale Agreement terkait dengan penyediaan infrastruktur, TSA 1 terkait dengan penyediaan layanan fixed broadband core dan TSA 2 terkait dengan penyediaan layanan IT system (Transaksi Terkait).
Tujuan dilakukannya Rencana Pemisahan adalah untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan Grup Telkom dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi Indonesia.