Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS.
Mengutip Reuters, Selasa (4/4/2023), dolar AS tampak terhuyung-huyung setelah rilis aktivitas manufaktur AS bulan lalu yang melemah, menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan ekonomi dan mengalahkan kekhawatiran inflasi baru menyusul penurunan produksi mengejutkan OPEC+.
Survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan pada Senin (3/4/2023) waktu setempat bahwa aktivitas manufaktur turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun di bulan Maret karena pesanan baru terus berkontraksi, dengan semua subkomponen PMI manufakturnya di bawah ambang batas 50 untuk pertama kalinya sejak 2009.
Rilis data terbaru itu mengirim greenback secara luas lebih rendah, mengikuti penurunan imbal hasil obligasi AS, karena investor memangkas ekspektasi tentang berapa lama lagi suku bunga perlu tetap berada di posisi tinggi.
"Laporan manufaktur ISM untuk bulan Maret tidak berguna. Hal terdekat yang kami dapatkan dari kabar baik dalam [laporan] adalah bahwa pelambatan di sektor pabrik mendorong harga lebih rendah dan rantai pasokan terus pulih," kata ekonom Wells Fargo.
Dari dalam negeri, kemarin penguatan rupiah terjadi seiiring Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sebesar 0,18 persen pada Maret 2023 (month-to-month/mtm). Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi terbesar ada pada makanan, minuman, dan tembakau.
Baca Juga
Sementara itu berdasarkan wilayah inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yakni 1,30 persen. Pada periode yang sama, Kota Bandung, Jawa Barat melaporkan deflasi terdalam, yaitu -1,50 persen. Di Kupang, komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara (0,55 persen).
Adapun secara tahunan, angka inflasi Maret 2023 menjadi 4,97 persen dan 0,68 persen sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Economic Outlook, Interim Report March 2023, memperkirakan inflasi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,1 persen.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target Bank Indonesia (BI) di kisaran 3 persen dan asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar 3,6 persen.
Rupiah menguat 0,48 persen atau 72 poin ke Rp14.899 per dolar AS pada 15.00 WIB.
Adapun Indeks dolar AS melemah 0,13 persen atau 0,16 ke 101,94.
Rupiah melesat dengan penguatan 0,52 persen atau 78,50 poin ke Rp14.892,50 per dolar AS pada 14.13 WIB.
Adapun indesk dolar AS melemah 0,07 persen atau 0,08 poin ke 102,02.
Rupiah makin perkasa dengan menguat 0,40 persen atau 59,50 poin ke Rp14.911,50 per dolar AS pada 10.20 WIB.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,10 persen atau 0,11 poin ke 102,20.
Rupiah dibuka menguat 0,17 persen atau 26 poin ke Rp14.945 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,09 persen atau 0,09 poin ke 102,18.