Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Target Penjualan Semen Naik 4 Persen pada 2023

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menargetkan pertumbuhan penjualan semen bisa mencapai 4 persen pada 2023.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menargetkan pertumbuhan penjualan semen bisa mencapai 4 persen pada 2023. /Bisnis-Dwi Nicken Tari
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menargetkan pertumbuhan penjualan semen bisa mencapai 4 persen pada 2023. /Bisnis-Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen Semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menargetkan pertumbuhan penjualan semen bisa mencapai 4 persen pada 2023. Hal ini sejalan dengan volume domestik nasional yang diperkirakan tumbuh hingga 4 persen.

Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya mengatakan target perseroan sejalan dengan volume domestik nasional yang diperkirakan tumbuh sekitar 2 persen sampai 4 persen pada 2023. Pertumbuhan penjualan semen cukup positif dengan adanya banyak proyek seperti pembangunan apartemen, pengembangan properti, dan proyek tol.

“Kami canangkan tumbuh inline dengan market dalam arti 2 persen sampai 4 persen itu yang kami canangkan. Mudah-mudahan bisa dapat volume lebih baik tapi sementara tumbuh inline pertumbuhan industri,” ujar Christian dalam paparan publik, Kamis (30/2/2023).

Penjualan semen domestik INTP mencapai 17,27 juta ton atau turun 1,6 persen secara year-on-year (YoY) pada 2022. Sementara ekspor mencapai 306.000 ton atau turun 23,8 secara YoY.

Adapun, INTP menetapkan kenaikan harga produk semen hingga tiga kali sepanjang 2022. Hal ini disebut meningkatkan pendapatan INTP meski terjadi penurunan volume penjualan 2,1 persen.

Dia mengatakan secara rata-rata terdapat kenaikan sekitar 12 persen sampai 13 persen harga produk pada 2022. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya harga batu bara yang mengerek biaya produksi. 

“Batu bara itu sekitar 50 persen dampaknya dari biaya produksi,” katanya.

Harga komoditas batu bara mencapai titik tertinggi dalam sejarah hingga US$400 per metrik ton pada Maret 2022. Namun, dia mengatakan kebijakan pemerintah yang menetapkan domestic market obligation (DMO) seharga US$90 per ton batu bara dapat menahan kenaikan harga produk.

Adapun INTP berhasil mengamankan sekitar 60 persen batu bara dengan harga DMO dari total kebutuhan pada semester II/2022. Sementara dia menyebut INTP telah mendapatkan 100 persen batu bara dengan harga DMO pada kuartal I/2023. 

INTP telah melakukan pembelian batu bara dengan harga DMO pada November-Desember 2022. Hal ini lantas membuat inventori atau persediaan batu bara INTP meningkat.

“Berapa kenaikan dan logistik karena adanya kenaikan BBM sehingga semen kantong dan curah. Biaya-biaya ini tidak bisa pass through jadi harus putar otak dengan efisiensi cost menggunakan bahan bakar alternatif,” jelasnya.

Sementara INTP juga belum berencana mengubah harga produk semen dalam jangka waktu dekat. Tidak ada rencana peningkatan maupun penurunan harga jual untuk produk semen.

Dalam memperluas pangsa pasar, dia mengatakan INTP telah mengambil alih operasional dengan menyewa dari PT Semen Bosowa Maros untuk pabrik berkapasitas 3,5 juta ton.

Melalui pabrik tersebut INTP ingin memperoleh pangsa pasar yang signifikan dari Sulawesi Selatan, dan Lombok. INTP memiliki Terminal Bosowa dan Terminal Semen Tiga Roda di Lombok.

Selanjutnya, dia menyebut adanya perkembangan pangsa pasar di Kalimantan Timur. Hal ini lantaran Ibu Kota Negara (IKN) diperkirakan membutuhkan pasokan sekitar 500.000 ton semen.

“Indocement mempersiapkan diri dengan membeli Terminal Semen Samarinda di Kaltim dengan itu kami bisa suplai semen lebih baik dari Maros dan juga dari Tarjun,” tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, INTP mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp16,32 triliun sepanjang 2022. Pendapatan ini naik 10,53 persen dari Rp14,77 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau yoy.

Rinciannya, untuk penjualan kepada pihak ketiga INTP melakukan penjualan semen sebesar Rp14,75 triliun atau naik 9,89 persen, penjualan beton siap pakai sebesar Rp1,29 triliun atau naik 20,91 persen, dan penjualan agregat sebesar Rp29,71 miliar atau turun 48 persen.

Kemudian INTP melakukan penjualan semen kepada pihak berelasi sebesar Rp246,7 miliar atau naik 14,29 persen. Beban pokok pendapatan INTP mencapai Rp11,18 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini meningkat dari Rp9,64 triliun secara yoy.

INTP mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,84 triliun sepanjang 2022. Laba bersih ini meningkat 3,01 persen dari Rp1,78 triliun pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper