Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) Kebut Proyek Hilirisasi Nikel buat Baterai Listrik

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tengah menggarap tiga proyek bersama dengan sejumlah perusahaan asal China. Dua di antaranya diharapkan selesai 2026.
Truk listrik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang dikemudikan perempuan.
Truk listrik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang dikemudikan perempuan.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tengah menggarap tiga proyek bersama dengan sejumlah perusahaan asal China. Dua di antaranya diharapkan selesai dan mulai beroperasi pada awal 2026.

Head of Investor Relation INCO Glorinophika menyebutkan Vale Indonesia saat ini memiliki  tiga proyek di pipeline-nya. Pertama, di Morowali, Sulawesi Tengah untuk pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 73.000 ton nikel dengan produk berupa FeNi. 

Glori menambahkan perseroan masih menunggu mitra-mitra proyeknya mendapat persetujuan dari Pemerintah China. Setelahnya mereka akan mulai injeksi dana ke perusahaan pelaksana proyeknya PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) untuk bisa memulai konstruksi. 

"Untuk proyek ini kami berpartner dengan Tisco dan Xinhai. Saat ini partner kami masih dalam tahap penyelesaian persetujuan overseas direct investment di China," ujarnya, Kamis (30/3/2023).

Menurutnya kepemilikan tambang tersebut 100 persen  dimiliki oleh PT Vale. Adapun hasil produknya adalah saprolite yang akan menopang kebutuhan RKEF. INCO sejauh ini, lanjutnya, sudah melakukan early works untuk tambang dan pabriknya. 

Kedua, ada proyek smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, yang sudah mulai pengerjaan pada November 2022. Proyek ini memiliki kapasitias 120.000 ton dengan produk berupa mixed hydroxide precipitate (MHP) yang bisa menjadi bahan baterai kendaraan listrik. 

Glori mengatakan pada proyek kedua perseroan akan bermitra dengan Huayou serta Ford dalam waktu dekat. Menurutnya kepemilikan tambang adalah 100 persen milik PT Vale yang menghasilkan limonite untuk pasokan HPAL. INCO menargetkan kedua proyek ditargetkan selesai di awal 2026.

Ketiga, ada proyek HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 60.000 ton. "Jadi di Sorowako kita sudah mulai menambang, tapi kita baru gunakan saprolitenya, sedangkan limonitenya masih menjadi sampah. Nanti kalau ada HPAL limonite bisa digunakan untuk supply HPAL plan di Sorowako, targetnya akan kita mulai setelah Bahodopi dan Pomalaa selesai," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper