Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global dan lokal menembus rekor, dengan emas global menembus US$2.000 per troy ons dan emas Antam mencapai Rp1,09 juta per gram.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, belakangan harga emas naik, salah satu penyebabnya adalah kebangkrutan bank di Amerika, yang kemudian diperparah dengan kebangkrutan bank di Eropa yaitu Credit Suisse Bank.
“Kebangkrutan bank tersebut membuat spekulan bermain dan mengambil posisi beli, dan dilanjutkan dengan profit taking sehingga membawa harganya ke atas US$2.000 per troy ons,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (24/3/2023).
Lalu, setelah pemerintahan Amerika Jow Biden dan Swiss melakukan intervensi terhadap krisis perbankan tersebut dengan cara melakukan akuisisi, kekhawatiran pasar mereda dan harga emas mulai kembali turun, terutama setelah terjadi aksi ambil untung oleh para investor.
Ketika harga emas naik ke atas US$2.009 per troy ons, emas Antam juga mengalami kenaikan dalam sehari hingga Rp25.000 per gram, dan mencatatkan kenaikan tertinggi sepanjang masa, lantaran harga emas dunia naik hampir US$20 per troy ons.
Selanjutnya, pasca-pengumuman Bank Sentral Amerika yang hawkish karena The Fed memutuskan tidak akan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin dan hanya akan menaikkan suku bunga dua kali, juga mendongkrak harga emas
Baca Juga
“Saat bank sentral hanya menaikkan suku bunga 25 bps, dan pernyataan Powell bahwa kenaikan suku bunga hanya untuk mengimbangi stabilitas ekonomi di Amerika dan global, membuat harga emas dunia kembali melonjak, naik luar biasa,” katanya.
Kemudian, pada saat harga emas mengalami lonjakan, data inflasi Inggris menyusul mencatatkan lonjakan ke 10,4 persen, dan lebih tinggi dari ekspektasi di 9,8 persen. pada saat memasuki musim dingin yang mengalami kenaikan harga bahan makanan dan alkohol, ini sangat berpengaruh pada inflasi, dari ekspektasi hanya 9,8 persen menjadi 10,4 persen.
“Setelah Inggris mengetahui bahwa inflasi cukup tinggi, BoE [Bank of England] menaikkan suku bunga dan membuat emas dunia bertambah kinclong,” tambahnya.
Selanjutnya meskipun ketegangan geopolitik yang terus memanas, baik di Ukraina dan Rusia, situasi geopolitik di Timur Tengah, antara Korea Selatan dan Korea Utara, serta ketegangan Amerika dan China menekan harga emas, namun koreksi tersebut justru membuka kesempatan bagi spekulan, dan investor besar untuk mengambil posisi beli.
“Kalau harga emas tembus US$2.070, di 2023 harga emas dunia berpotensi mencapai US$2.100 dan ini level tertinggi karena Bank Sentral Amerika hanya menaikkan suku bunga dua kali sampai 50 bps, sekarang 25 dan akhir tahun 25. Jeda waktu yang panjang ini akan dimanfaatkan spekulan untuk kembali membeli emas dunia,” jelasnya.