Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Paling Perkasa di Asia, Menguat ke Rp15.179 per Dolar AS

Rupiah menguat pada awal perdagangan Jumat (24/3/2023) ke Rp15.179 per dolar AS dan paling perkasa di Asia.
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka di zona hijau dan memimpin penguatan di Asia melawan dolar AS, di tengah penguatan indeks dolar AS pada awal perdagangan Jumat (24/3/2023). 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka menguat 1,08 persen atau 166 poin ke Rp15.179 per dolar AS. Senada, indeks dolar AS juga tengah menguat 0,10 persen ke 102,63.  Bersama dengan rupiah, hanya rupee India yang menguat 0,49 persen dan yen Jepang menguat 0,16 persen. 

Di sisi lain, mata uang lainnya di Asia terpantau melemah dengan dolar Singapura terkoreksi 0,17 persen, won Korea Selatan melemah 0,84 persen, yuan China melemah 0,27 persen, ringgit Malaysia melemah 0,18 persen dan baht Thailand melemah 0,13 persen. 

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan Menteri Keuangan AS Jenet Yellen yang menegasikan opsi untuk menjamin seluruh deposit di dalam sistem keuangan negara tersebut dan meyakinkan pelaku pasar bahwa otoritas akan melakukan berbagai upaya untuk memastikan deposit di perbankan AS tetap aman.

Langkah terakhir yang dilakukan The Fed bersama dengan FDIC dan Departement Treasury adalah dengan menjamin seluruh deposit yang ada di tiga bank gagal (SVB, Signature, Silvergate) dapat dicairkan namun dengan mendahulukan deposit yang telah diasuransikan di FDIC.

Kemudian, dari perkembangan hasil FOMC terbaru dapat disimpulkan bahwa The Fed lebih memprioritaskan untuk terus memerangi inflasi setelah kenaikan suku bunga terakhir.

Perkirakan target bunga kebijakan juga tidak mengalami perubahan dengan terminal rate saat ini diproyeksikan di level 5,25 persen dan akan diturunkan sebanyak 100bps menjadi 4,25 persen pada akhir tahun depan, sesuai dengan proyeksi FOMC meeting pada Desember tahun lalu.

Lionel menjelaskan saat ini pasar utang di AS juga tengah merespons kebijakan The Fed dengan penurunan imbal hasil yang signifikan, dimana untuk tenor 2 tahun sudah anjlok 88bps ke level 3,81 persen dibanding posisi sebulan lalu, dan tenor 10 tahun sudah menurun 48bps ke level 3,40 persen.

“Hal ini merefleksikan outlook ekonomi AS yang akan mengalami kemunduran dalam beberapa kuartal kedepan dipicu oleh krisis likuiditas di perbankan AS yang akan menurunkan permintaan kredit dan mengerem ekspansi bisnis,” ujarnya.

Dari pasar domestik, dengan Indonesia menghadapi kenaikan tekanan inflasi menjelang bulan suci Ramadan dan Lebaran, Samuel Sekuritas memprediksi Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga minimal satu kali di masa mendatang.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pemerintah telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja sebagai bentuk mitigasi terhadap ketidakpastian perekonomian global. Perppu Cipta Kerja tersebut lantas resmi menjadi UU Cipta Kerja. 

Hal tersebut akan berdampak langsung pada ketidakpastian global yang utamanya untuk mengevaluasi peluang investasi. Perppu Cipta Kerja menjadi langkah mitigasi pemerintah mengatasi dampak global. 

“Sebab Perppu ini pada akhirnya bertujuan untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor keuangan, dan penguatan kelembagaan otoritas keuangan,” tuturnya. 

Ibrahim memproyeksikan rupiah pada perdagangan hari ini akan dibuka berfluktuatif tetapi berpotensi ditutup pada rentang Rp15.320 sampai Rp15.400.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper