Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Ke Rp15.345 jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau naik 15 poin ke Rp15.345 per dolar AS jelang pengumuman suku bunga The Fed.
Rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau naik 15 poin ke Rp15.345 per dolar AS jelang pengumuman suku bunga The Fed. Bisnis/Arief Hermawan P
Rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau naik 15 poin ke Rp15.345 per dolar AS jelang pengumuman suku bunga The Fed. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berakhir menguat ke level Rp15.345 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (21/3/2023). Penguatan terjadi jelang adanya keputusan bank sentral AS alias the Fed terkait kebijakan suku bunga.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.01 WIB, rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau naik 15 poin ke Rp15.345 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,10 persen ke 103,38.

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat dengan kenaikan tertinggi dialami peso Filipina naik 0,42 persen, ringgit Malaysia naik 0,22 persen, dolar Taiwan naik 0,16 persen, dan yuan China naik 0,04 persen, 

Sementara itu, mata uang yang justru melemah terhadap dolar AS adalah yuan Jepang naik 0,40 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, won Korea Selatan naik 0,01 persen, dan rupee India naik 0,01 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar relatif stabil meski pasar sepi pada hari ini. Adapun dolar masih berupaya untuk naik jauh dari posisi terendah dalam lima pekan terakhir.

“Para pedagang memperhitungkan tekanan perbankan akan membuat Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih jauh atau sama sekali di akhir minggu,” ujar Ibrahim dalam riset, Selasa (21/3/2023).

Adapun dolar telah mengikuti ekspektasi yang lebih rendah meski kegugupan di pasar keuangan telah meredam penjualan. Menurut alat CME FedWatch, pasar memprediksi adanya peluang 25 persen the Fed akan bertahan pada sikapnya dalam mengumumkan keputusan kebijakan moneternya. 

Adapun peluang kenaikan mencapai 75 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin.

Bank sentral Australia telah sepakat untuk mempertimbangkan kasus jeda suku bunga pada pertemuan kebijakan April 2023 mendatang. Selain itu, rencana akuisisi UBS atas Credit Suisse memberi alasan bahwa terdapat risiko yang mendesak.

“Namun, sentimen masih rapuh, karena investor bergulat dengan tekanan bank yang menjamur dari kelemahan di bank-bank regional AS hingga kerendahan hati pemberi pinjaman global dalam hitungan hari,” jelasnya.

Dari dalam negeri, pemerintah telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja sebagai bentuk mitigasi terhadap ketidakpastian perekonomian global. Perppu Cipta Kerja tersebut lantas resmi menjadi UU Cipta Kerja.

Menurutnya, Perppu dipilih agar negara tidak dihadapkan atas panjangnya waktu dan birokrasi untuk mengesahkan UU. Dampak keseluruhan sektor yang terdampak Perppu Cipta Kerja membutuhkan waktu hingga 17 tahun.

Hal tersebut akan berdampak langsung pada ketidakpastian global yang utamanya untuk mengevaluasi peluang investasi. Perppu Cipta Kerja lantas menjadi langkah mitigasi pemerintah mengatasi dampak global.

“Sebab Perppu ini pada akhirnya bertujuan untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor keuangan, dan penguatan kelembagaan otoritas keuangan,” tuturnya.

Adapun perekonomian pada kuartal IV/2022, berbagai lembaga keuangan memproyeksikan pertumbuhan perekonomian tidak menentu pada 2023. Hal ini akibat konflik Rusia-Ukraina yang terus berlanjut dan bahkan melibatkan AS, Eropa, dan Inggris.

Ibrahim memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan selanjutnya, tetapi berpotensi ditutup pada rentang Rp15.320 sampai Rp15.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper