Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia dan IHSG Anjlok Usai UBS Caplok Credit Suisse Rp49 Triliun

Bursa saham Asia sebagian besar justru gelisih setelah UBS menyetujui kesepakatan penyelamatan untuk mengakuisisi Credit Suisse.
Axel Lehmann, Chairman Credit Suisse Group (kiri) dan Colm Kelleher, Chairman UBS Group (kanan) di Bern, Swiss, Minggu (19/3/2023)/Bloomberg.
Axel Lehmann, Chairman Credit Suisse Group (kiri) dan Colm Kelleher, Chairman UBS Group (kanan) di Bern, Swiss, Minggu (19/3/2023)/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Asia sebagian besar anjlok pada perdagangan Senin (20/3/2023) setelah UBS sepakat mengakuisisi kompetitornya, Credit Suisse senilai US$3,2 miliar atau setara Rp49,2 triliun pada akhir pekan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau merosot pada 1,03 persen atau 68,88 poin ke 6.609,35 hingga pukukl 14.12 WIB. Sebanyak 162 saham menguat, 372 saham melemah, dan 177 saham stagnan. 

Dilansir dari CNBC Internasional pada Senin (20/3/2023), Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) sempat memimpin kerugian di wilayah Asia, turun lebih dari 2 persen dan terseret oleh saham-saham perawatan kesehatan.

Indeks Komposit Shanghai naik 0,27 persen, sementara Indeks Komponen Shenzhen naik 0,39 persen. Nikkei 225 Jepang turun 0,83 persen dan Topix turun 0,9 persen.

Sementara itu di Korea Selatan, Kospi turun 0,27 persen dan Kosdaq diperdagangkan 0,69 persen lebih tinggi.

Merger UBS disambut baik di dunia internasional, dengan Federal Reserve (The Fed) dan Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan Swiss telah bergerak untuk mendukung stabilitas keuangan.

Adapun, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt dan Bank of England (BoE) juga memuji kesepakatan ini.

Credit Suisse yang telah berusia 167 tahun ini berada di ambang bencana keuangan pekan lalu meskipun telah mendapatkan pinjaman darurat sebesar £45 miliar dari bank sentral Swiss.

Seperti diketahui, UBS Group AG setuju untuk membeli Credit Suisse Group AG dalam kesepakatan bersejarah. Aksi ini dimediasi pemerintah yang bertujuan untuk mengatasi krisis kepercayaan yang mengancam akan menyebar ke seluruh pasar keuangan global.

Otoritas berwenang saat ini sedang berusaha keras untuk menyelesaikan krisis kepercayaan pada Credit Suisse, bank yang paling signifikan secara global terjebak dalam gejolak yang dipicu oleh Bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Adapun para karyawan Credit Suisse di kantor pusat di Zurich bersiap-siap menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, dengan 10.000 posisi yang berpotensi terancam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : CNBC International
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper