Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.445 pada perdagangan hari ini, Kamis (16/3/2023), seiring dengan adanya krisis Credit Suisse Bank yang memantik kekhawatiran pasar akan krisis perbankan AS yang menyebar ke Eropa.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.445 atau turun 0,41 persen. Sementara itu indeks dolar AS terpantau melemah 0,05 persen ke level 104,59.
Sejumlah mata uang kawasan Asia yang turut terpantau menguat terhadap dolar AS adalah baht Thailand naik 0,32 persen, yen Jepang naik 0,23 persen, yuan China naik 0,11 persen, dolar Singapura 0,06 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang justru melemah terhadap dolar AS adalah won Korea Selatan turun 0,66 persen, ringgit Malaysia turun 0,41 persen, dolar Taiwan turun 0,19 persen, rupee India turun 0,14 persen, dan peso Filipina turun 0,05 persen.
Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan berita mengenai Credit Suisse Bank memicu kekhawatiran pasar akan krisis perbankan AS yang menyebar ke Eropa. Hal ini lantas mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS.
“Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah sebagai aset berisiko hari ini terhadap dolar AS,” ujar Ariston dalam riset, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga
Di sisi lain, pelemahan rupiah dinilai dapat tertahan karena adanya krisis perbankan di AS. Adanya krisis memperbesar kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve menahan kenaikan suku bunga acuannya agar tidak terlalu agresif pada rapat mendatang.
Ariston memproyeksi rupiah berpotensi melemah ke level Rp15.400 dengan support di kisaran Rp15.350.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar bergerak stabil di Asia karena investor memutar kembali taruhan pada penurunan suku bunga AS dan ketakutan akan krisis perbankan surut.
Pada Kamis besok, Bank Sentral Eropa bertemu dan pasar berpikir kemungkinan kenaikan 50 basis poin, sikap yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pedagang dari Federal Reserve AS minggu depan.
“Harga konsumen AS juga meningkat dengan kuat di bulan Februari, menjaga tekanan pada pembuat kebijakan untuk menahan inflasi,” katanya dalam riset harian, Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, dari dalam negeri pelaku pasar yakin dan percaya bahwa sektor keuangan di Indonesia masih aman dari dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat.
Sektor keuangan masih berada dalam situasi yang sangat baik dengan pergerakan modal asing menuju emerging market. Terbukti dari derasnya modal asing yang sudah masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Walaupun tidak ada afiliasi yang terjadi pada sektor keuangan Indonesia dengan SVB, kebangkrutan ini tetap harus jadi hal yang perlu diperhatikan.
Secara bersamaan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$3,87 miliar. Surplus pada Februari ini tercatat sebesar US$5,48 miliar.
“Angka surplus ini berada di atas konsensus para ekonom yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar US$3,2 miliar,” jelas Ibrahim.