Bisnis.com, JAKARTA -- Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.382 pada perdagangan hari ini, Rabu (15/3/2023) ketika indeks dolar terpantau menanjak 0,13 persen ke posisi 103.347.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,02 persen ke posisi Rp15.382 dihadapan dolar AS. Sejumlah mata uang Asia juga bergerak bervariasi di hadapan dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,58 persen, Dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, Dolar Taiwan melemah 0,11 persen, Rupee India melemah 0,06 persen, Yuan China melemah 0,40 persen, dan Bath Thailand melemah 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang yang menguat ialah Ringgit Malaysia sebesar 0,03 persen, Peso Filipina menguat 0,27 persen, Won Korea menguat 0,47 persen dan Dolar Singapura menguat 0,13 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar bergerak stabil di Asia karena investor memutar kembali taruhan pada penurunan suku bunga AS dan ketakutan akan krisis perbankan surut.
Pada Kamis besok, Bank Sentral Eropa bertemu dan pasar berpikir kemungkinan kenaikan 50 basis poin, sikap yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pedagang dari Federal Reserve AS minggu depan.
Baca Juga
“Harga konsumen AS juga meningkat dengan kuat di bulan Februari, menjaga tekanan pada pembuat kebijakan untuk menahan inflasi,” katanya dalam riset harian, Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, dari dalam negeri pelaku pasar yakin dan percaya bahwa sektor keuangan di Indonesia masih aman dari dapak kebangkrutan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat.
Sektor keuangan masih berada dalam situasi yang sangat baik dengan pergerakan modal asing menuju emerging market. Terbukti dari derasnya modal asing yang sudah masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Walaupun tidak ada afiliasi yang terjadi pada sektor keuangan Indonesia dengan SVB, kebangkrutan ini tetap harus jadi hal yang perlu diperhatikan.
Secara bersamaan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$3,87 miliar. Surplus pada Februari ini tercatat sebesar US$5,48 miliar.
“Angka surplus ini berada di atas konsensus para ekonom yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar US$3,2 miliar,” jelas Ibrahim.
Pada perdagangan besok, Kamis (16/3/2023), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.350 - Rp15.420.