Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.385 per Dolar AS Jelang RDG BI

Mata uang rupiah dibuka melemah 0,06 persen ke Rp15.385 jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu-Kamis, 15-16 Maret 2023.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.385 pada perdagangan hari ini, Rabu (15/3/2023), Pelemahan rupiah terjadi jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu-Kamis, 15-16 Maret 2023.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.385 atau turun 0,06 persen. Sementara itu indeks dolar AS terpantau menguat 0,04 persen ke level 103,64.

Sejumlah mata uang kawasan Asia yang turut terpantau melemah terhadap dolar AS adalah rupee India turun 0,44 persen, yuan China turun 0,16 persen, yen Jepang turun 0,04 persen, dan dolar Hong Kong turun 0,01 persen.

Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang justru menguat terhadap dolar AS adalah won Korea Selatan naik 0,52 persen, peso Filipina naik 0,46 persen, ringgit Malaysia naik 0,16 persen, baht Thailand naik 0,11 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, dan dolar Taiwan naik 0,01 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rilis data inflasi konsumen AS per Februari 2023 menunjukkan inflasi lebih rendah dari sebelumnya. Hal ini lantas menambah ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga.

Adapun inflasi menjadi pertimbangan utama bagi the Fed dalam menaikkan suku bunga sejak tahun lalu.

“Meskipun angka nya masih jauh dari target 2 persen, tapi di tengah krisis perbankan AS saat ini the Fed bisa mengerem laju kenaikan suku bunganya,” kata Ariston dalam riset, Rabu (15/3/2023).

Selain itu, kebangkrutan dua bank besar AS juga membalikkan ekspektasi suku bunga the Fed yang lebih agresif. Kebangkrutan dua bank besar disinyalir akibat tingginya kebijakan suku bunga the Fed.

Di sisi lain, sebagian pelaku pasar turut mengambil sikap keluar dari aset berisiko. Mereka melakukan hal ini sambil mengevaluasi perkembangan dari masalah kebangkrutan bank besar AS.

“Ini bisa menahan penguatan rupiah yang termasuk aset berisiko,” tuturnya.

Sementara dari dalam negeri, hasil surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 dapat membantu penguatan rupiah.

Ariston memproyeksikan rupiah berpeluang menguat ke arah support Rp15.330 dengan potensi resisten di kisaran Rp15.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper