Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-saham AS Rebound, Tapi Obligasi Turun

Indeks Nasdaq yang terdiri dari saham-saham teknologi mengalami kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir.
Monitor dengan papan nama Blackrock Inc. di lantai New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, pada Selasa, 15 Maret 2022. - Bloomberg/Michael Nagle
Monitor dengan papan nama Blackrock Inc. di lantai New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, pada Selasa, 15 Maret 2022. - Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham Amerika Serikat mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Selasa (14/3/2023) waktu setempat atau Rabu (15/3/2023) dini hari WIB seiring para trader memperkirakan bahwa kekacauan di sektor perbankan telah melewati titik terparahnya. Namun, obligasi Amerika Serikat justru turun.

Pada sesi perdagangan Selasa sore, Indeks S&P 500 berhasil memulihkan sebagian besar kerugian. Sementara itu Indeks Nasdaq yang terdiri dari saham-saham teknologi mengalami kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir.

  • Indeks S&P 500 naik 1,7 persen
  • Indeks Nasdaq 100 naik 2,3 persen
  • Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,1 persen
  • Indeks MSCI World naik 0,9 persen
  • Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1 persen
  • Euro sedikit berubah pada level US$1,0741
  • Poundsterling Inggris tidak banyak berubah pada level US$1,2178
  • Yen Jepang turun 0,7 persen menjadi 134,15 per dolar

Meskipun demikian, reli pada saham-saham perbankan ternyata tidak terlalu signifikan karena Indeks Bank KBW hanya naik 3,2 persen pada akhir perdagangan. Komentar dari perusahaan-perusahaan pemeringkat kredit terkait sektor keuangan menegaskan bahwa sentimen pasar masih rapuh setelah terjadi kegagalan terbesar bank-bank Amerika Serikat sejak krisis keuangan.

Moody’s Investors Service menurunkan outlook pada sektor keuangan setelah terjadi tiga kegagalan bank dalam beberapa hari terakhir. First Republic Bank memicu penghentian sementara volatilitas setelah S&P Global Ratings menempatkan perusahaan tersebut dalam posisi pengawasan negatif.

Imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 4,3% setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut yang merupakan penurunan terbesar dalam beberapa dekade akibat kekacauan di sektor perbankan. Data menunjukkan inflasi tetap tinggi pada bulan Februari sehingga para trader swap kembali memperkirakan The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen. Pada hari Senin, peluang kenaikan suku bunga hampir setara 50-50.

Harga konsumen Amerika Serikat naik 0,4 persen pada Februari, sesuai dengan perkiraan para ahli ekonomi. Angka Core CPI yang sangat diperhatikan - yang tidak termasuk makanan dan energi - meningkat 0,5 persen, sedikit di atas perkiraan median sebesar 0,4 persen.

Di Benua Biru, Indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup naik 1,53 persen atau 6,76 poin menjadi 449,56. Indeks DAX melaju 1,83 persen atau 273,36 poin menjadi 15.232,83, FTSE 100 Inggris naik 1,17 persen atau 88,48 poin menjadi 7.637,11, dan CAC Prancis naik 1,86% atau 130,07 poin menjadi 7.141,57.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper