Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai jurus dan strategi diracik oleh para manajer investasi untuk menggaet investor di tengah menurunnya dana kelolaan reksa dana baik secara bulanan maupun tahunan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2023, dana kelolaan reksa dana mencapai Rp509,37 triliun, jumlah tersebut turun 0,66 persen secara month to month (MoM), adapaun secara tahunan telah terkoreksi sebesar 0,23 persen.
Co Founder dan CEO Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan penurunan total dana kelolaan pada Februari sebenarnya tidaklah signifikan. Menurut dia penyebab total penurunan dana kelolaan reksadana bisa saja berasal dari net redemption unit penyertaan, dan atau pergerakan pasar (market movement) dari underlying portfolio reksadana.
“Secara industry penurunan ini sangat wajar sekali dan dari sisi jumlah persentase tidak signifikan, bisa dilang relatif masih flat,” kata Guntur kepada Bisnis, dikutip Minggu (11/3/2023).
Dia juga meyakini prospek pertumbuhan dana kelolaan masih akan cukup baik pada tahun ini. Menurut dia animo investor terhadap investasi di reksadana juga masih terbilang positif dan kondisi pasar dan perekonomian Indonesia juga pada saat ini masih mendukung.
“Tetapi untuk periode jangka pendek volatilitas pasar dan fluktuasi memang “expected” dan sangat untuk koreksi/kenaikan secara jangka pendek,” katanya.
Baca Juga
Sejumlah manajer investasi pun memasang target pertumbuhan dana kelolaan pada tahun ini. Mereka pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan dana kelolaan.
Guntur misalnya menargetkan pertumbuhan dana kelolaan Pinnacle sebesar 20 hingga 30 persen pada tahun ini. Untuk mengejar target pertumbuhan, pihaknya akan memperluas jaringan distribusi ritel.
Dia menjelaskan pada saat ini mayoritas investor di Pinnacle masih institusi. Namun, dalam kurun 2-3 tahun terakhir pihaknhya cukup agresif untuk memperluas jalur distribusi di ritel lewat kerja sama distribusi dengan APERD digital.
Sementara itu, Panin Asset Management yang memasang target dana kelolaan mencapai Rp17 triliun pada tahun ini akan berstrategi dengan menambah agen penjualan, meningkatkan kinerja produk tersedia dan tenaga pemasar.
“Penawaran melalui apps iProsper yang dikelola Panin AM langsung,” kata Direktur Panin Asset Management Rudiyanto kepada Bisnis.
Di sisi lain, PT Succorinvest Asset Management juga menargetkan dana kelolaannya dapat mencapai Rp43 triliun pada tahun 2023.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan Succorinvest hingga Desember 2022 mencapai Rp36,56 triliun. Artinya, Succorinvest menargetkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 17,61 persen pada tahun ini.
“Target AUM kami tahun ini mencapai Rp 43 Trilliun,” kata Head of Investment Specialist and Product Development Sucorinvest Asset Management Lolita Liliana kepada Bisnis.
Lolita menyebut peningkatan literasi finansial dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan membuatnya optimistis, pertumbuhan dana kelolaan dapat terus meningkat hingga akhir tahun. Hal ini karena tingginya permintaan untuk berbagai produk investasi yang likuid, mudah dijangkau, transparan, dan dikelola secara professional.
Mengingat nasabah Succorinvest berasal dari kalangan ritel, kata Lolita, pihaknya akan terus menginisiasi acara baik secara online maupun offline terkait dengan literasi dan inklusi keuangan.
“Dengan channel distribusi kami ke 21 APERD saat ini juga diharapkan dapat memperluas akses bagi investor untuk melakukan pembelian produk reksadana Sucorinvest. Kedepannya, kami juga akan fokus menjaga kinerja dari reksadana secara konsisten sekaligus menambah produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.