Bisnis.com, JAKARTA – PT Sucorinvest Asset Management menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) mencapai Rp43 triliun pada tahun 2023.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan Succorinvest hingga Desember 2022 mencapai Rp36,56 triliun. Artinya, Succorinvest menargetkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 28,55 persen pada tahun ini.
“Target AUM kami tahun ini mencapai Rp 43 Trilliun,” kata Head of Investment Specialist and Product Development Sucorinvest Asset Management Lolita Liliana kepada Bisnis, dikutip Minggu (12/3/2023).
Lolita menyebut peningkatan literasi finansial dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan membuatnya optimistis, pertumbuhan dana kelolaan dapat terus meningkat hingga akhir tahun. Hal ini karena tingginya permintaan untuk berbagai produk investasi yang likuid, mudah dijangkau, transparan, dan dikelola secara professional.
Mengingat nasabah Sucorinvest berasal dari kalangan ritel, kata Lolita, pihaknya akan terus menginisiasi acara baik secara online maupun offline terkait dengan literasi dan inklusi keuangan.
“Dengan channel distribusi kami ke 21 APERD saat ini juga diharapkan dapat memperluas akses bagi investor untuk melakukan pembelian produk reksadana Sucorinvest. Kedepannya, kami juga akan fokus menjaga kinerja dari reksadana secara konsisten sekaligus menambah produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Baca Juga
Lolita mengatakan pihaknya akan menjagokan jenis reksa dana campuran pada tahun ini. Menurut dia jenis reksa dana ini akan menjadi pilihan investor karena fleksibilitas dalam alokasi instrumen di berbagai kondisi pasar.
Hal ini, kata dia, dapat memberikan potensi imbal hasil yang lebih menarik dan volatilitas kinerja yang relatif lebih rendah. Dia mengatakan alokasi porsi dari instrumen surat utang, saham, maupun pasar uang dapat dikelola mengikuti siklus bisnis yang saat ini sedang bertransisi sesuai dengan strategi produk.
“Ini terbukti dari kinerja reksa dana campuran kami seperti Sucorinvest Anak Pintar dan lainnya yang mencatatkan kinerja cukup baik meskipun kondisi pasar dan siklus ekonomi yang sangat dinamis dalam 2 tahun terakhir ini,” kata Lolita.