Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) merencanakan adanya pembagian dividen sebanyak-banyaknya 60 persen dari laba bersih.
Petrindo baru saja mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/3/2023) setelah merampungkan proses IPO. Perseroan menetapkan harga IPO Rp220 per saham dan melepas 1,69 miliar saham sehingga menghimpun dana Rp371,8 miliar.
Perusahaan batu bara dengan produk kalori tinggi di atas 6.000 Kcal/kg ini mencatatkan kinerja moncer. Per September 2022, CUAN mengakumulasi pendapatan Rp913,52 miliar, naik 173,75 persen dari sebelumnya Rp333,71 miliar per September 2021.
Petrindo pun berhasil mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp295,46 miliar per September 2022, berbalik positif dari rugi bersih Rp66,45 miliar per September 2021.
Dalam prospektusnya, manajemen Petrindo menjelaskan pendapatan usaha perseroan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga, karena
batu bara merupakan produk komoditas yang dipengaruhi oleh harga pasar.
Untuk periode tujuh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2022, harga jual rata-rata batu bara sebesar US$199,8 per metrik
ton, meningkat sebesar 115,3 persen dibandingkan harga jual rata-rata tujuh bulan tahun 2021 sebesar US$92,8 per metrik ton.
Baca Juga
Selain itu volume penjualan baru bara selama tujuh bulan di 2022 adalah sebanyak 0,23 juta metrik ton, meningkat sebesar 21,1 persen dibanding volume penjualan tujuh bulan di 2021 sebesar 0,19 juta metrik ton.
Setelah IPO, mulai tahun buku 31 Desember 2023 dan seterusnya, manajemen perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 60 persen (enam puluh persen) atas laba bersih tahun berjalan.
"Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan di masa yang akan datang," jelas manajemen dalam prospektus.
TARGET 2023
Sementara itu, Petrindo menargetkan produksi dan kapasitas batu bara anak usahanya PT Tamtama Perkasa sebesar 1 juta ton.
Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael menyebutkan target produksi tahunan batu bara anak usaha sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang disetujui oleh Kementerian ESDM yaitu sebesar 1 juta ton.
“Tahun lalu kita hampir di atas 50 persen untuk target produksi,” katanya usai acara seremoni pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/3/2023).
Sementara itu, tahun ini Michael mengatakan optimis akan kinerja CUAN dengan harapan harga indeks batu bara masih tetap baik di tahun ini dan berjuang untuk mencatatkan produksi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kinerja tahun ini, kata Michael akan ditopang oleh dana IPO yang bakal digunakan untuk memperkuat rantai pasok produksi. Salah satu caranya yaitu berinvestasi membangun intermediate stockpile.
“Gunanya untuk memastikan selalu tersedianya stok untuk penjualan sehingga kita bisa menjadi mitra handal dan bisa suplai sepanjang tahun kepada pembeli kami,” katanya.
Mayoritas produksi batu bara CUAN ditujukan untuk pasar ekspor. CUAN membidik beberapa negara sebagai tujuan ekspor seperti Korea, Filipina, Eropa, Taiwan dan Jepang sebagai market terbesar.
“Lebih dari 40 persen market kita ke Korea [Selatan],” kata Michael.
Sebelumnya emiten tambang batu bara milik konglomerat Prajogo Pangestu mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 48,85 kali dari porsi pooling yang ditawarkan ke publik.
Michael mengatakan kelebihan permintaan menunjukkan optimisme dan kepercayaan publik terhadap perkembangan bisnis pertambangan yang semakin memperlihatkan tren pertumbuhan yang baik.
Perolehan dana IPO sebesar Rp371,8 miliar setelah dikurangi dengan biaya emisi yang terkait dengan Penawaran Umum Perdana Saham akan salurkan kepada PT Tamtama Perkasa, sebesar 39,95 persen digunakan untuk membangun intermediate stockpile (ISP) dan infrastruktur pendukungnya.
Sementara itu, sisanya sebesar 60,05 persen sebagai tambahan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pertambangan serta menunjang aktivitas produksi batubara.