Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham sejumlah emiten yang baru IPO di bursa langsung anjlok pada perdagangan perdananya, menanggapi hal ini Bursa Efek Indonesia memberi peringatan kepada underwriter emitennya.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, bursa melakukan beberapa hal terkait dengan saham emiten-emiten yang anjlok bahkan menyentuh ARB saat IPO. Pertama, dengan melihat serta melakukan penilaian terhadap perfoma dari underwriter.
"Karena posisi underwriter adalah posisi yang sangat strategis, dia itu sebagai promotor dan pihak yang paling mengerti terkait dengan kondisi perusahaan dan yang mempromote perusahaan ini untuk naik kelas masuk ke ranah pasar modal," ujarnya saat di temui, Rabu (8/3/2023).
Setelah melakukan penilaian, underwriter juga dimina membuat laporan secara periodik, untuk menunjukkan kinerja mereka yang baik, dan untuk meyakinkan bahwa perusahaan yang dipromosikan adalah perusahaan yang memiliki prospek yang baik pula.
Kedua, BEI juga sudah melakuakan pemanggilan pada underwriter yang menurut pendapat Bursa perlu untuk diajak berkomunikasi lebih lanjut terkait dengan bagaimana proses dan pemilihan mereka untuk mempromosikan suatu perusahaan sebelum masuk ke bursa. Kemudian, ketiga adalah melakukan edukasi.
"Kami akan menyelenggarakan workshop secara periodik, dan komprehensif bagaimana mengingatkan mereka hal-hal penting apa saja yang perlu mereka ketahui," imbuh Nyoman.
Baca Juga
Saham sejumlah emiten seperti SOUL, NAYZ, FUTR, hingga PGEO terpantau anjlok dan menyentuh auto reject bawah (ARB) saat diperdagangkan perdana di lantai bursa. Padahal, beberapa emiten tersebut juga mengalami oversubscribe.
Saham emiten produsen air minum PT Mitra Tirta Buwana Tbk. (SOUL) misalnya turun 10 persen dari harga awal di Rp110 ke Rp99 per saham. Selanjutnya, saham PT Hassana Boga Sejahtera (NAYZ) tercatat turun 10 persen dari harga awal di Rp100 ke Rp90 meskipun oversubscribed 31,74 kali.
Kemudian, saham PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk. (FUTR) juga sempat mengalami ARB pada awal perdagangan dari harga Rp100 ke Rp93 per saham meskipun oversubscribe 45 kali. Saham PT Pertamina Geothermal juga sempat ARB pada perdagangan sesi I dari Rp875 ke Rp815 kendati oversubscribed 3,81 kali.