Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hassana Boga (NAYZ) IPO Langsung ARB Meskipun Saham Oversubscribe

Saham NAYZ baru IPO terpantau melemah menyentuh auto reject bawah (ARB) 10 persen dari harga penawaran Rp100 per saham ke Rp90 pada awal perdagangan.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen makanan bayi PT Hassana Boga Sejahtera Tbk. (Perseroan) resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI)dengan kode saham NAYZ pada Senin (6/2/2023). Saham NAYZ terpantau melemah menyentuh auto reject bawah (ARB) 10 persen dari harga penawaran Rp100 per saham ke Rp90 pada awal perdagangan.

Dalam penawaran umum perdana saham kali ini, NAYZ penawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum. Dengan harga penawaran Rp100, NAYZ meraup Rp51 miliar dana IPO.

Berdasarkan sistem e-IPO, NAYZ mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 31,74 kali. "Adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi NAYZ serta keyakinan atas potensi pertumbuhan Perseroan pada masa mendatang," kata Direktur Utama Hassana Boga Lutfiel Hakim, Senin (6/2/2023).

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan. Sekitar Rp4,21 miliar akan digunakan oleh NAYZ untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik.

Kemudian Rp30 miliar akan digunakan NAYZ untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik. Lalu sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional.

“Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” tambah Lutfiel.

Lutfiel menjelaskan jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8 sd 5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati.

“Kami punya positioning yang berbeda dan unik, sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bisa dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi yang mencukupi micronutrient bayi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupun citarasanya,” terang Lutfiel.

Lebih lanjut Lutfiel menerangkan jika kekuatan utama NAYZ adalah produk yang 100 persen bahan bakunya dari Indonesia, dihasilkan petani-petani Indonesia. NAYZ mengusung konsep noninstant produk yang harus dimasak, tetapi dalam waktu yang lebih singkat.

Beberapa produk yang ditawarkan NAYZ di antaranya Nayz Bubur MPASI, Bubur Nayz Tematik, Bubur Nayz Kaleng, Nayz Cereal, Kaldu Nayz, dan Nayz Puding Susu. Produk-produk ini pun telah tersertifikasi oleh beberapa lembaga terpercaya, seperti Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Organik Indonesia, serta Halal MUI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper