Bisnis.com, JAKARTA - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. (TRON), calon emiten penyedia solusi sistem informasi berbasis telematika dan internet ofthings (IoT), akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/3/2023) setelah merampungkan proses IPO.
TRON merampungkan masa penawaran umum yang berlangsung pada 2-6 Maret 2023, dalam rangka penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di BEI.
Perseroan menunjuk PT Surya Fajar Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO. Nantinya saham perseroan akan tercatat (listing) di BEI besok, dengan harga penawaran Rp 180 per saham.
Berdasarkan sisteme-IPO, selama masa penawaran umum, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 27,29 kali, yang mana penyebaran pembeli saham tersebar pada 34 provinsi di seluruh Indonesia dan 6 negara di antaranya China, Italia, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, dan Malaysia.
Dalam IPO ini, perseroanm enawarkan sebanyak 750 juta saham biasa atau 25,42 persen dari modal ditempatkandan disetor penuh setelah IPO dengan harga perdana Rp 180 per saham. Dengan demikian, TRON akan mengantongi dana IPO sebesar Rp 135 miliar.
Presiden Direktur TRON David Santoso mengatakan adanya kelebihan permintaan ini merupakan salahsatu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan bisnis perusahaan di masa mendatang.
Baca Juga
David menjelaskan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakanuntuk beberapa kepentingan di antaranya sebesar 30 persen untuk belanja modal dalam bentuk penambahan area operasional yang berlokasi di Jawa Barat.
“Kami juga akan melakukan pengembangan sistem yang sejalan dengan ekspansi yang akan dimulai secara bertahap dari kuartal II/2023. Transaksi perluasan area operasional juga akan dilakukan dengan pihak ketiga, sedangkan penambahan dan pengembangan sistem akan dilakukan dengan pihak ketiga di kuartal III/2023,” kata David, dalam keterangan resmi, Selasa (7/3/2023).
Adapun, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja yang terdiri dari biaya operasional proyek pekerjaan pengembangan smart city dan business solution provider dalam aspek transportasi di berbagai kota di Indonesia.
Selanjutnya, biaya tenaga kerja dan pembelian bahan baku produk serta pengembangan segmen distribusi penjualan produk dan layanan melalui jalur Business-to-Business (B2B) dan Business-to-consumer(B2C).
David mengatakan langkah IPO adalah keputusan penting bagi perusahaan untuk bertumbuh secara berkelanjutan. Apalagi segmen bisnis yang digarap yakni sistem informasi berbasis telematika dan IoT untuk pengembangan smart city berpotensi besar di Indonesia.
Saat ini, perseroan memiliki prospek usaha untuk mengembangkan lini B2B dengan mengeksplorasi potensi bekerjasama dengan dominant player di industri logistik. Dengan semakin besarnya transaksi pembelian barang secara e-commerce, tentunya juga berdampak pada membesarnya market pada industri logistik.
Prospek usaha lain adalah pengembangan teknologi untuk masyarakat luas yang bersifat B2C (business to consumer). Salah satu yang tengah direncanakan adalah sistem kartu untuk universal payment yang tidak terikat kepada bank tertentu dan bersifat universal.
“Dengan semakin banyaknya para commuter, penggunaan system universal payment ini menjadi sangat dibutuhkan dan akan sangat memudahkan masyarakat dalam menggunakan berbagai moda transportasi,” kata David.
Secara kinerja, pendapatan TRON per November 2022 mencapai Rp 84,04 miliar, melesat 216 persen dari November 2021 sebesar Rp 26,59 miliar. Laba bersih Rp 13,40 miliar, naik 198 persen dari November sebelumnya Rp 4,50 miliar.
Aset tercatat Rp 83,37 miliar, bertambah 169 persen dari Desember 2020 Rp 30,97 miliar, dengan ekuitas Rp 60,18 miliar dari Desember 2020 Rp 19,17 miliar.