Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Lesu Rp15.318 per Dolar AS, Waswas Siasat The Fed

Rupiah dibuka melanjutkan pelemahan ke Rp15.318 bersama pelemahan mata uang Asia lain termasuk peso, yuan, dan baht
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.318 pada awal perdagangan hari ini, Senin (6/3/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka melemah 0,05 persen atau turun 7 poin ke Rp15.318 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS sebesar 0,07 persen ke 104,58. 

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga melemah seperti peso Filipina melemah 0,10 persen, yuan China melemah 0,13 persen, dan baht Thailand melemah 0,20 persen.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya seperti dolar Singapura justru menguat 0,01 persen, kemudian dolar Taiwan menguat 0,07 persen, Won Korea menguat 0,11 persen, dan rupee India menguat 0,75 persen.

Sebelumnya, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah terpengaruh oleh proyeksi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat The Fed. 

“Saat ini rupiah lebih terpengaruh oleh isu kenaikan suku bunga the Fed,” kata Ariston, Jumat (3/3/2023). 

Sementara itu, Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan pada Jumat lalu, laporan tenaga kerja AS bulan Februari akan menjadi laporan terakhir sebelum pertemuan The Fed sebagai penentu kenaikan suku bunga yang akan di bahas pada 21 dan 22 Maret mendatang. 

"Sebelum itu, Powell akan hadir di depan Kongres untuk menyampaikan kebijakan laporan moneter bank sentral. Komentarnya akan menjadi petunjuk seberapa besar kenaikan suku bunga bulan ini," jelas Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset, Senin (6/3/2023).

Lalu, pasar ekuitas menunjukan pergerakan yang bergejolak, dan di prediksi akan lebih bergejolak menjelang pertemuan the Fed pada Maret 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper