Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor properti dinilai memiliki potensi jangka panjang yang cerah menyusul pertumbuhan nilai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) pada kuartal IV/2022.
Berdasarkan survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, skema KPE masih mendominasi konsumen melakukan pembeliam rumah primer. Pertumbuhan total nilai kredit KPR dan KPA pada kuartal IV/2022 tercatat sebesar 7,79 persen year-on-year, sedikit meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sementara itu, penyaluran KPR dan KPA tercatat sebesar 2,77 persen, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,27 persen.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menyebutkan meskipun dalam jangka waktu dekat, sektor properti cenderung sideways, namun dalam jangka panjang dapat menjadi pertimbangan karena adanya potensi rebound.
“Sepanjang 2022 hingga saat ini bergerak sideways, tetapi akan perform jangka panjang,” katanya saat ditemui di kantor Ajaib Sekuritas, Kamis (2/3/2023).
Chisty menyebutkan momentum sideways ini dapat dimanfaatkan investor untuk mengakumulasi saham-saham sektor properti. Rebound saham emiten properti disebut Chisty disebabkan oleh potensi rumah tapak dan marketing sales yang menjadi penyokong kinerja fundamental emiten.
Baca Juga
Dia merekomendasikan beberapa emiten sektor properti seperti PT Ciputra Develompent Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON).
Rincian rekomendasinya yaitu CTRA yang bergerak bullish setelah breakout resistance cup and handle pattern-nya pada level 940. Chisty menyebutkan buy on weakness dengan support di Rp940-945 dan resistance 1.035.
Kemudian BSDE yang terpantau berhasil breakout resistance fase sideways mid term, dengan rekomendasi buy on weakness. Support di angka 950-955, resistance di angka 1.005 dan cutloss if break di angka 905.
Selanjutanya PWON yang sideways pada fase medium term. Rekomendasinya yaitu buy dengan support 456, resistance di angka 476 dan cutloss if break level 440.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.