Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Indikator Stabilitas Rupiah Pekan Ini, Imbal Hasil SBN Naik

Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sempat naik ke level 6,99 persen pada Jumat (3/3/2023).
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia atau BI merilis data terbaru terkait perkembangan indikator stabilitas nilai tukar rupiah pekan pertama Maret 2023. Sejumlah indikator mencatatkan kinerja positif.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan perkembangan nilai tukar 27 Februari—3 Maret 2023. Nilai tukar rupiah per Kamis (2/3/2023) ditutup di level (bid) Rp15.275 per dolar AS dan dibuka di level (bid) Rp15.280 per dolar AS pada Jumat (3/3/2023).

Imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik ke 6,93 persen pada Kamis (2/3/2023). Kenaikan ke level 6,99 persen terjadi pada Jumat (3/3/2023) pagi.

Yield US Treasury (UST) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,056 persen pada Kamis (2/3/2023). Sementara itu, Indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 105,03.

Terkait aliran modal asing pada awal Maret 2023, premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 89,96 bps per Kamis (2/3/2023) dari 95,31 bps per 24 Februari 2023.

"Berdasarkan data transaksi 27 Februari—2 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp1,38 triliun, terdiri dari jual neto Rp4,67 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp3,29 triliun di pasar saham," tulis Erwin dalam keterangan resmi, Jumat (27/1/2023).

Berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan atau sampai dengan Kamis (2/3/2023), tercatat nonresiden beli neto Rp38,41 triliun di pasar SBN dan Rp0,03 triliun di pasar saham.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tulis Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper