Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir Melesat, S&P 500 Catat Pekan Terbaik

Reli S&P 500 pada Jumat membantu menghentikan penurunan beruntun tiga minggu. Nasdaq 100 mencetak hari terbaiknya sejak awal Februari 2023.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York berakhir hijau pada penutupan perdagangan Jumat (3/3/2023) waktu setempat, didorong oleh spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga melebihi level puncak yang sudah diperhitungkan.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (4/3/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melejit 1,17 persen atau 387,40 poin ke 33.390,97, S&P 500 naik 1,61 persen atau 64,29 poin ke 4.045,64, dan Nasdaq melesat 1,97 persen atau 226,02 ke 11.689,01.

Reli S&P 500 pada Jumat membantu menghentikan penurunan beruntun tiga minggu. Nasdaq 100 mencetak hari terbaiknya sejak awal Februari 2023. Sentimen tetap optimistis meskipun ada laporan yang menunjukkan ketahanan di sektor jasa, karena beberapa investor mempertaruhkan dampak kenaikan Fed terhadap ekonomi akan tertunda. Data menunjukkan acuan harga yang dibayarkan oleh penyedia layanan di AS menunjukkan biaya naik dengan kecepatan yang lebih lambat.

Imbal hasil obligasi naik untuk minggu ini meskipun harga obligasi sempat menguat pada Jumat, dengan imbal hasil tenor 10 tahun berada di sekitar 3,96 persen. Indeks dolar mengalami minggu terburuk sejak pertengahan Januari 2023, mengakhiri kenaikan empat minggu berturut-turut.

Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada laporan nonfarm payrolls minggu depan untuk petunjuk apakah ekonomi dapat menangani lebih banyak kenaikan suku bunga. Data minggu ini menunjukkan berlanjutnya ketahanan pasar tenaga kerja di AS, mendukung kasus The Fed untuk tetap berpegang pada kebijakan pengetatan moneter. 

Tetapi investor berbesar hati setelah Raphael Bostic, Presiden dan CEO Federal Reserve Bank Atlanta mengatakan pada Kamis bahwa bank sentral mungkin dapat menghentikan kenaikan suku bunga pada musim panas ini.

Investor menafsirkan komentarnya sebagai dovish, meskipun Bostic dan rekan-rekannya mengatakan keputusan akan terus bergantung pada data dan laporan Fed pada Jumat menekankan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan terjadi.

Pedagang masih optimistis lantaran pejabat The Fed yang paling hawkish sekalipun belum menyarankan bahwa suku bunga perlu melampaui level yang sudah ada, kata Priya Misra, kepala strategi suku bunga global di TD Securities.

Pasar swap telah memperkirakan tingkat kebijakan Fed puncak sebesar 5,5 persen pada September 2023.

"Saya pikir mereka tetap di 5,5 persen dan kita harus melihat bagaimana data berkembang pada kuartal kedua," katanya di Bloomberg Television.

Misra menambahkan bahwa data yang kuat tidak berarti pengetatan terus-menerus oleh Fed tidak berhasil. “Butuh waktu lama. Kebijakan hanya berubah menjadi restriktif tahun lalu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper