Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.281 per Dolar AS

Rupiah ditutup melemah 0,30 persen ke Rp15.281 pada perdagangan hari ini (2/3/2023). Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,33 persen.
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.281 pada perdagangan hari ini, Kamis (2/3/2023), sementara itu indeks dolar AS terpantau menguat 0,33 persen ke posisi 104,782. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup melemah sebesar 46 poin atau 0,30 persen ke posisi Rp15.281 dihadapan dolar AS. Sejumlah mata uang Asia Pasifik terpantau ditutup bervariatif. 

Yen Jepang terpantau melemah 0,36 persen, Dolar Hong Kong melemah 0,38 persen, Dolar Singapura terpantau melemah 0,41 persen, Dolar Taiwan melemah 0,20 persen, Peso Philipina terlihat melemah 0,07 persen, Rupee India melemah 0,12 persen, Yuan China melemah 0,62 persen, Ringgit Malaysia melemah 0,28 persen dan Bath Thailand melemah 0,62 persen. 

Sementara itu mata uang yang terpantau menguat yaitu Won Korea sebesar 0,03 persen. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar menguat terhadap  mata uang lainnya  pada hari Kamis, karena imbal hasil AS naik sementara investor menunggu data inflasi Eropa, setelah kejutan buruk di Jerman, Prancis dan Spanyol telah memberikan dorongan untuk mata uang lainnya minggu ini.

Dengan inflasi Jerman yang lebih panas dari perkiraan pada bulan Februari menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga setelah pembacaan kuat yang tak terduga di Prancis dan Spanyol, pasar bersiap untuk pembacaan tinggi yang tidak nyaman lainnya.

Inflasi Februari 2023 menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statisitk (BPS), inflasi IHK pada Februari 2023 menurun dari 0,34% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,16% (mtm), terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food.

Bank Indonesia (BI) memandang, perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter BI serta sinergi erat pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah 

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tetap terkendali sebesar 5,47 persen (yoy), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,28 persen (yoy). 

Lebih lanjut, bank sentral akan terus memperkuat pengendalian inflasi, termasuk melalui koordinasi dengan Pemerintah guna memastikan berlanjutnya penurunan inflasi, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Sementara itu untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.270 hingga Rp15.330.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper