Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.235 Terpicu Kebijakan Pelonggaran China

Rupiah ditutup menguat 0,17 persen atau naik 25,5 poin ke Rp15.235 per dolar AS. Hal tersebut dipicu karena adanya pelonggaran pembatasan aktivitas di China.
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Foto gambar mata uang rupiah dengan nominal Rp100.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.235 pada penutupan perdagangan Rabu (1/3/2023). Penguatan tersebut terjadi seiring adanya pelonggaran pembatasan aktivitas di China.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.01 WIB, rupiah ditutup menguat 0,17 persen atau naik 25,5 poin ke Rp15.235 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah melemah indeks dolar AS sebesar 0,37 persen ke 104,47.

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah baht Thailand naik 0,83 persen, peso Filipina naik 0,63 persen, won Korea Selatan naik 0,61 persen, dan yuan Cina naik 0,60 persen.

Selanjutnya, dolar Singapura naik 0,33 persen, rupee India naik 0,12 persen, dan yen Jepang naik 0,09 persen.

Sementara itu, dolar Taiwan menjadi satu-satunya mata uang kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS dengan penurunan 0,06 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut dolar melemah akibat cepatnya perkembangan manufaktur China sejak April 2012. Hal ini membuat pasar memborong aset berisiko karena optimisme baru dan menjauh dari dolar safe-haven.

Kemudian, indeks manajer pembelian (PMI) melonjak hingga 52,6 persen per Februari 2023 telah menopang perekonomian China. Selain itu, aktivitas non-manufaktur China juga tumbuh lebih cepat pada Februari 2023.

“Sementara pembacaan PMI manufaktur Caixin/S&P Global untuk bulan lalu juga melampaui ekspektasi pasar,” kata Ibrahim dalam riset, Rabu (1/3/2023).

Adapun secara keseluruhan, melemahnya dolar AS hari ini disebabkan pasar yang menyambut bangkitnya perekonomian China pasca melonggarkan pengetatan aktivitas akibat pandemi Covid-19.

Pelonggaran tersebut telah menghidupkan optimisme untuk dibukanya perdagangan Cina. Selain itu, ekspektasi pelemahan perekonomian global juga menurun pasca adanya kenaikan suku bunga oleh bank sentral.

Kemudian inflasi dua perekonomian terbesar zona Eropa naik secara tak terduga pada Februari 2023. Hal ini mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Eropa (ECB).

Sementara itu, Inggris telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Irlandia Utara pasca keluar dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit). Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bertemu dengan anggota parlemennya sendiri untuk menjual kesepakatan baru tersebut di Irlandia Utara pada Selasa kemarin.

Dari dalam negeri, berbagai sektor industri tengah mempersiapkan diri menghadapi ancaman resesi global. Meski demikian, Indonesia masih cukup resilien terhadap resesi.

“Hal ini tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibandingkan 2021 sebesar 3,7 persen,” ujar Ibrahim.

Di samping itu, dunia usaha dan konsumen lokal mulai percaya diri untuk meningkatkan konsumsi dan konsumsi. Hal ini terlihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen, indeks manufaktur, dan kinerja emiten sepanjang tahun lalu yang terus membaik.

Para investor masih menunggu kondisi perekonomian sambil mencermati peluang dan tantangan di tengah ketidakpastian global. Kondisi tersebut juga akan mempengaruhi para investor ritel yang tengah menyusun strategi kedepannya.

Ibrahim memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan besok. Namun, ditutup menguat pada rentang Rp15.210-Rp15.260.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper