Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi melemah di tengah rilis data inflasi Indonesia pada hari ini, Rabu (1/3/2023).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah akan cenderung fluktuatif pada perdagangan hari ini, dengan potensi ditutup melemah pada rentang Rp15.230 hingga Rp15.300 per dolar AS.
Dolar AS tercatat melanjutkan reli pada perdagangan setelah jeda singkat pada awal pekan. Hal tersebut membawa dolar AS mengakhiri Februari 2023 dengan kenaikan setelah empat bulan beruntun menurun.
Pasar memperkirakan Federal Reserve harus menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan sebelumnya. Adapun perkiraan menguat setelah rilisnya serangkaian data perekonomian AS yang membuat greenback melemah dalam beberapa pekan terakhir.
“Ketahanan di ekonomi terbesar dunia telah memberikan alasan bagi para pembuat kebijakan Fed untuk tetap hawkish, dengan investor sekarang mengharapkan suku bunga dana Fed mencapai puncak tepat di atas 5,4 persen pada September 2022,” ujar Ibrahim dalam riset, dikutip Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan Inggris dan Uni Eropa mengumumkan kesepakatan untuk pengaturan perdagangan pasca British Exit (Brexit) untuk Irlandia Utara yang dikenal sebagai Windsor Framework. Kesepakatan tersebut mencerahkan prospek ekonomi Inggris Pasca Brexit.
Baca Juga
Terlebih lagi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyebut akan membuka jalan bagi babak baru dalam hubungan London dengan blok tersebut. Parlemen Inggris juga diperkirakan memberikan suara dalam kesepakatan tersebut.
Adapun dari pihak oposisi, Partai Buruh menyebut akan memberikan suara setuju. Sementara Pemimpin Partai Persatuan Demokratik Irlandia Utara (DUP) mengatakan partainya sedang mengerjakan rinciannya.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyebut perekonomian cenderung melambat, tetapi tidak akan mencapai resesi pada 2023. Hal tersebut menjadi landasan karena kinerja perekonomian AS juga diharapkan tidak mengalami resesi pasca pandemi Covid-19.
“Tiongkok juga sudah kembali membuka ekonominya terhadap global. Kemudian ekonomi Eropa juga lebih reselien meski sempat dihantam lonjakan harga minyak,” tuturnya.
Sementara perekonomian Indonesia masih memiliki ketahanan pasca tumbuh 5,3 persen pada 2022. Hal ini menjadi modal optimisme Indonesia dengan ditopang konsumsi domestik meski inflasi sektor pangan harus dikendalikan.
Pemerintah juga disebut memiliki sejumlah strategi untuk mengendalikan inflasi baik di pusat maupun daerah. Strategi tersebut utamanya adalah untuk mengendalikan harga pangan yng relatif tinggi mendekati bulan ramadhan.
Bank Indonesia (BI) juga terus meracik strategi demi mengendalikan inflasi dengan menaikan suku bunga acuan dan suku bunga kredit. Selain itu, BI juga melakukan intervensi di pasar valas obligasi dalam perdagangan Domestic Non-Deliverable Forwade (DNDF) dengan menggunakan rupiah sebagai alat intervensinya.
Rupiah ditutup menguat 0,17 persen atau naik 25,5 poin ke Rp15.235 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah melemah indeks dolar AS sebesar 0,37 persen ke 104,47.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah baht Thailand naik 0,83 persen, peso Filipina naik 0,63 persen, won Korea Selatan naik 0,61 persen, dan yuan Cina naik 0,60 persen.
Rupiah terapresiasi 0,09 persen atau 14 poin ke Rp15.246,50 per dolar AS pada 14.24 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,15 persen atau 0,16 poin ke 104,71.
Rupiah menguat 0,10 persen atau 16 poin ke Rp15.244,50 per dolar AS pada 12.26 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,04 persen atau 0,04 poin ke 104,83.
Rupiah masih terapresiasi 0,05 persen atau 7 poin ke Rp15.253,50 per dolar AS pada 11.01 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah tipis 0,01 persen atau 0,01 poin ke 104,85.
Rupiah dibuka menguat 0,17 persen atau naik 25,5 poin ke Rp15.235 per dolar AS.
Hal tersebut terjadi saat indeks dolar AS menguat 0,07 persen ke level 104,93.