Bisnis.com, JAKARTA – Gagal bayar kupon obligasi korporasi oleh PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) disebut akan berpengaruh terhadap penerbitan obligasi secara umum khusunya bagi investor dan bank.
Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menjelaskan investor dan bank akan lebih berhati-hati dalam memilih obligasi sehingga biaya emiten lebih mahal dan lebih sulit dalam mendapatkan pendanaan.
“Biaya emiten lebih mahal dan lebih menantang dalam mendapatkan pendanaan melalui penerbitan obligasi,” katanya, Senin (20/2/2023).
Menurut Rudiyanto, dalam investasi reksa dana khususnya obligasi terdapat dua risiko yang menjadi perhatian, yaitu gagal bayar dan kurang likuidnya obligasi. Risiko itu dapat diminimalisasi dengan melakukan penilaian kinerja lebih mendalam terhadap emiten yang menerbitkan obligasi.
“Risiko bisa diminimalisasi, tapi tidak dapat dihindari,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi menyebutkan dalam pemilihan obligasi korporasi, pihaknya melakukan analisis kredit yang cukup mendalam. Pemilihan tersebut berdasarkan kualitas kredit, rating eksternal yang baik, likuiditas yang baik serta faktor kualitatif lainnya.
Baca Juga
“Analisis dilakukan dengan membandingkan peers lain di industri yang sama dan untuk pemilihan sektor kami sesuaikan dengan outlook atau pandangan dari tim riset kami,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/2/2023).
Eri menjelaskan selain menggunakan rating eksternal, pihaknya menggunakan rating internal yang hasilnya tidak terlalu jauh. Pemilihan rating tergantung kondisi makro yang sedang berjalan seperti menitikberatkan pada ratiing AAA dan AA pada situasi yang kurang kondusif.
“Atau bisa melebarkan hingga A apabila kondisi perekonomian cukup mendukung,” lanjutnya.
Pada pemilihan obligasi korporasi untuk produk reksa dana, Batavia Prosperindo mengklaim memprioritaskan pemilihan obligasi dengan fundamental keuangan yang kuat dan sehat.
Selain itu, obligasi yang dipilih memiliki proyeksi pendapatan yang stabil serta daya tahan terhadap peningkatan biaya kredit.
Sebelumnya WSKT mengajukan permohonan penundaan telah mendapat persetujuan dari para pemegang obligasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 16-17 Februari 2023. WSKT melakukan permohonan penundaan pembayaran bunga maksimal hingga enam bulan kedepan.