Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kian lesu dan ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (7/2/2023), terperosok makin dalam menembus Rp15.148 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (7/2/2023) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,62 persen atau 93 poin ke Rp15.148 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah tipis 0,04 persen ke 103,58, setelah sebelumnya sempat menguat ke posisi 103,79.
Menyalip rupian, nilai tukar peso Filipina memimpin pelemahan mata uang di Asia terkoreksi 1,23 persen. Selain itu ringgit Malaysia terpantau melemah 1,20 persen, won Korea Selatan turun 0,20 persen, dan doolar Taiwan melemah 0,24 persen.
Direktur PTLaba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan dolar AS melemah pada Selasa dari reli pada awal pekan, tetapi masih di posisi tinggi dekat puncak satu bulan karena para pedagang menaikkan perkiraan tingkat suku bunga Federal Reserve AS yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi.
Pasar AS sempat pulih dari keterkejutan laporan pekerjaan Jumat di Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa non-farm payrolls melonjak 517.000 pada Januari, menegaskan pasar tenaga kerja yang tangguh. Laporan tersebut memberi tenaga untuk penguatan mata uang AS di sesi sebelumnya.
Adapun, imbal hasil Treasury AS telah meningkat didukung ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, dengan imbal hasil dua tahun menyentuh level tertinggi satu bulan di 4,49 persen pada Senin, dan imbal hasil dua tahun terakhir mencapai 4,42 persen.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi internal, cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai US$139,4 miliar atau sekitar Rp2.111,8 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar US$137,2 miliar.
Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Selain itu juga dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa.
Sedangkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Bank Indonesia memandang ke depan cadangan devisa tetap memadai. Optimisme tersebut didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," ujarnya dalam riset, Selasa (7/2/2023).
Untuk perdagangan besok, Rabu (8/2/2023), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.130 - Rp15.200 per dolar AS.