Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York jatuh pada perdagangan Senin (6/2/2023) waktu setempat dengan para investor menanti aksi nyata Ketua Federal Reserve Jerome Powell meredam agresivitas Bank Sentral.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (7/2/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,10 persen atau 34,99 poin ke 38.891,02, S&P 500 melemah 0,61 persen atau 25,40 poin ke 4.111,08, dan Nasdaq anjlok 1 persen atau 119,50 poin ke 11.887,45.
Bos The Fed akan memiliki kesempatan dalam wawancara hari Selasa untuk mengingatkan Wall Street bahwa taruhan penurunan suku bunga pada 2023 mungkin belum tentu terjadi.
“Ketua Fed Powell tetap menjadi kartu liar setiap kali dia berbicara. Investor akan melihat apakah dia mengembalikan nadanya yang sangat dovish dari Rabu lalu, terutama sehubungan dengan kondisi keuangan dan proses disinflasi AS. Kami masih percaya bahwa suku bunga Fed akan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama,” kata Chris Senyek, Kepala Strategi Investasi Wolfe Research.
Hanya dalam dua hari, pasar obligasi telah berubah dari meragukan Fed menjadi melemah sejalan dengan proyeksi bank sentral untuk puncak suku bunga ke level 5 persen akhir 2023, dari level saat ini antara 4,5 persen dan 4,75 persen.
Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan laporan pekerjaan yang kuat pada Januari 2023 meningkatkan kemungkinan para pejabat perlu menaikkan suku bunga ke posisi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga
Ahli strategi JPMorgan Chase & Co. Marko Kolanovic menegaskan kembali pada Senin bahwa investor harus memudarkan harapan reli yang dipicu oleh Fed minggu lalu, dengan alasan proses disinflasi ekonomi AS kemungkinan hanya sementara.
Pada akhir perdagangan, saham Pinterest Inc. jatuh karena penjualan yang meleset dari perkiraan. Take-Two Interactive Software Inc., penerbit video-game yang terkenal dengan franchise Grand Theft Auto, memangkas prospek pemesanan pada tahun fiskal 2023 dan memberikan perkiraan yang mengecewakan untuk kuartal saat ini.
Pelemahan saham perusahaan besar seperti Apple Inc., Amazon.com Inc. dan induk Google Alphabet Inc., yang melaporkan realisasi laba minggu lalu, juga membebani sentimen.
“Investor akan terus fokus pada laporan pendapatan untuk mencari tahu apakah reli baru-baru ini adalah perangkap bearish yang didorong oleh fenomena fear of missing out,” kata Chris Larkin dari E*Trade dari Morgan Stanley.
Menurut ahli strategi Goldman Sachs Group Inc. yang dipimpin oleh David Kostin, S&P 500 sekarang secara akurat mencerminkan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dan penurunan imbal hasil obligasi. Pada saat yang sama, valuasi yang lebih tinggi, pendapatan perusahaan yang lesu, dan suku bunga yang tinggi memberikan sedikit ruang untuk reli.