Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Kurangi Agresivitas, Saham-Saham Sektor Ini Paling Diuntungkan

Melunaknya The Fed dengan tidak seagresif tahun lalu dalam menaikan suku bunga membuat saham dibeberapa sektor mendapat berkah.  Salah satunya sektor perbankan.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih landai menjadi katalis positif bagi pasar saham Tanah Air. Sejumlah sektor diyakini diuntungkan dengan berakhirnya kebijakan agresif bank-bank sentral.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata  mengatakan sektor finansial yang merupakan tulang punggung Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang paling diuntungkan dari kebijakan bank sentral global dan Indonesia. Hal ini turut tecermin dari kinerja keuangan 2022 dengan laba yang tumbuh signifikan.

“Kenaikan laba sampai dua digit disebabkan oleh net interest margin yang meningkat ketika tren kenaikan suku bunga berlangsung,” katanya, Kamis (2/2/2023).

Pelemahan dolar AS ketika kenaikan suku bunga melambat juga menjadi berkah bagi rupiah. NH Korindo mengestimasi dolar AS akan mencapai level support Rp14.700 sampai dengan Rp14.800 dan hal tersebut menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten yang mengandalkan bahan baku impor dalam kegiatan produksinya seperti emiten farmasi, manufaktur, tekstil, konsumer, dan konstruksi.

NH Korindo juga berpandangan sentimen negatif bakal tetap menyertai sektor teknologi. Meskipun kenaikan suku bunga memperlihatkan perlambatan, tetapi The Fed juga memberi sinyal akan tetap mempertahankan suku bunga acuan tinggi di kisaran 5—5,25 persen.

“Kami berpandangan sektor teknologi tidak favorable untuk saat ini dan kami Menunda mengulas sektor ini lebih lanjut setidaknya sampai semester II/2023 sembari melihat stabilitas efek dari suku bunga pada konsistensi level inflasi,” kata Liza.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2023, yakni pada Mei dan di kuartal III/2023. Meski demikian, arah perekonomian Amerika Serikat dia nilai menuju arah yang lebih baik.

Dia mengatakan sektor perbankan akan menjadi sektor yang paling terdampak kebijakan perlambatan kenaikan suku bunga. Likuiditas bank tidak akan menyusut terlalu signifikan jika dibandingkan dengan saat bank sentral menerapkan kebijakan hawkish.

“Jika suku bunga The Fed mulai terukur kenaikannya dan ini dibarengi dengan nilai tukar rupiah yang terjaga, maka sektor yang diuntungkan yakni kesehatan, ritel dan manufaktur,” kata Ike.

Adapun saham-saham yang direkomendasikan Sinarmas Sekuritas dari sektor-sektor tersebut mencakup KLBF dan SIDO di sektor kesehatan. Kemudian ERAA dan ACES dari sektor ritel.

“Selain itu, adanya tren penurunan harga komoditas gandum juga memberi kesempatan positif bagi ICBP dan INDF untuk memperoleh margin yang lebih tinggi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper