Bisnis.com, JAKARTA - Investor diprediksi akan semakin bergairah untuk memarkirkan uangnya di pasar saham setelah mendengar keputusan The Fed menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga The Fed lebih rendah dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya sebesar 50 basis poin.
Analis menilai kenaikan tersebut sudah sesuai dengan perkiraan pasar. Alhasil, kebijakan ini dapat memberikan katalis positif bagi pasar saham RI.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kenaikan suku bunga The Fed yang tidak agresif memberikan optimisme bagi investor pasar saham.
"Bicara pasar saham katalisnya meningkatkan optimisme bagi pelaku investor untuk meningkatkan risk appetite," kata Nafan kepada Bisnis, Kamis (2/2/2023).
Artinya, kata dia, membuat pasar saham semakin diminati oleh investor dalam memarkirkan uangnya.
Lebih lanjut, Nafan menjelaskan kebijakan The Fed menjadikan volatilitas di pasar saham semakin rendah. Alhasil, risiko investasi di pasar saham menjadi lebih rendah.
Baca Juga
Berdasarkan data RTI, IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau merespons kebijakan suku bunga The Fed teranyar. Indeks komposit menguat 0,41 persen ke level 6.890,57 pada perdagangan Kamis (2/2/2023) setelah The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, lebih rendah dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya sebesar 50 basis poin.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro menyebut keputusan The Fed kali ini mengindikasikan kenaikan yang sudah tidak terlalu agresif.
"Keputusan the Fed sesuai dengan ekspektasi pasar yakni naik 25 bps, ini menjadi kenaikan yang terendah dalam 5 pertemuan terakhir," kata Anggi terpisah.
Menurut Anggo, kenaikan secara bertahap ditambah komunikasi yang jelas dari The Fed akan membuat gerak pasar saham lebih terkontrol.
"Akan membuat gerak market lebih terkontrol karena pasar sudah mem-priced in sebelumnya," kata Anggi.
Bank sentral AS Federal Reserve alias The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada 1 Februari 2023 atau Kamis (2/2/2023) dini hari waktu Indonesia.
Dilansir dari Bloomberg, keputusan tersebut menaikkan suku bunga acuan Fed ke kisaran 4,5 - 4,75 persen. Hal ini berarti The Fed memperlambat laju kenaikan setelah sebelumnya menaikkan 50 basis poin pada bulan Desember dan 75 basis pada empat pertemuan sebelumnya.
Keputusan bulat oleh FOMC itu sejalan dengan ekspektasi pasar keuangan.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kebijakan perlu tetap restriktif untuk beberapa waktu dan bahwa para pejabat akan memerlukan bukti yang jauh lebih banyak untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur yang menurun ke target Fed 2 persen.
"Komite mengantisipasi bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat guna mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu," kata The Fed dalam pernyataannya.