Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham akan membaik pada Februari 2023, setelah mengalami penurunan sepanjang Januari.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan dirinya masih optimistis pasar masih akan tumbuh pada Februari 2022. Menurutnya, pasar masih memiliki tren yang positif selama Januari 2023.
"Januari memang kondisinya masih ada libur dan sebagainya, tapi market trennya positif," kata Iman ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Sementara itu, untuk RNTH yang pada pekan terakhir Januari turun 5,27 persen menjadi Rp9,7 triliun, Iman menjelaskan kondisi ini akibat fluktuasi yang terjadi di pasar.
"RNTH turun di Januari, ini kan fluktuasi pasar, kami lihat potensi ke depannya, trennya positif," ucapnya.
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat outlook IHSG pada Februari dapat positif, meskipun penuh dengan tekanan di awal bulan. Hal tersebut akibat adanya kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang diperkirakan akan berkisar 25-50 basis points (bps).
Baca Juga
Peningkatan suku bunga The Fed ini menurut Nico juga akan diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Eropa yang diprediksi naik 25-50 bps.
"Namun, dengan penurunan inflasi di Amerika yang konsisten, kami melihat kenaikkan tingkat suku bunga akan berada di 25 bps. Hal yang berbeda akan terjadi di Bank Sentral Eropa yang suku bunganya akan naik sekitar 50 bps, karena inflasi yang masih tinggi di kawasan Eropa," ucap Nico.
Menurutnya, kenaikkan tingkat suku bunga akan mendorong penurunan aset-aset berisiko, salah satunya pada saham. Oleh sebab itu, Pilarmas Sekuritas melihat tekanan terhadap IHSG akan tetap ada pada Februari.
Sebelumnya, P.H. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami penguatan 0,35 persen pada posisi 6.898,98 dari 6.874,93 pada pekan sebelumnya.
Peningkatan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,45 persen menjadi Rp9.504,98 triliun dari Rp9.462,09 triliun pada pekan sebelumnya.
"Peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi harian Bursa yang mengalami peningkatan sebesar 2,91 persen menjadi 1,12 juta transaksi dari 1,09 juta transaksi pada sepekan yang lalu," katanya, Jumat (27/1/2023).
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami penurunan sebesar 5,27 persen menjadi Rp9,7 triliun dari Rp10,2 triliun pada penutupan pekan lalu.
Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 0,92 persen menjadi 20,10 miliar saham dari 20,29 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Adapun investor asing pada Jumat (27/1/2023) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp919,03 miliar dan sepanjang 2023 investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp2,8 triliun.
Pada minggu sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai transaksi saham selama periode 16 - 20 Januari 2023 mengalami penurunan.
Berdasarkan data BEI, Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami penurunan 11,20 persen menjadi Rp10,246 triliun dari Rp11,538 triliun pada pekan sebelumnya.
"Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 1,25 persen menjadi 1.095.938 transaksi selama sepekan dari 1.109.809 transaksi pada sepekan sebelumnya," kata Yulianto.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 3,51 persen menjadi 6.874,931 dari 6.641,830 pada pekan sebelumnya.
"Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa sebesar 17,74% menjadi 20,294 miliar saham dari 17,237 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulis, Jumat (20/1/2023).