Bisnis.com, JAKARTA — Emiten grup BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF), resmi merombak susunan Direksi dan Komisaris, menyusul pelaksanan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin (30/1/2023).
Pada mata acara pertama, RUPSLB INAF memutuskan Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor: PER-5/MBU/09/2022 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Badan Usaha Milik Negara dan perubahan-perubahannya.
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor: PER-5/MBU/09/2022 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Badan Usaha Milik Negara tersebut bahwa bagi Persero/Perseroan Terbatas yang tidak semua sahamnya dimiliki oleh Negara, Peraturan Menteri tersebut diberlakukan secara langsung oleh Direksi atau melalui pengukuhan dalam RUPS.
RUPSLB juga memutuskan perubahan susunan pengurus INAF. Keputusan dalam RUPSLB tersebut yaitu pemberhentian dengan hormat Arief Pramuhanto sebagai Direktur Utama Indofarma.
“RUPSLB juga memutuskan pengangkatan Agus Heru Darjono sebagai Direktur Utama Indofarma dengan masa jabatan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu,” tulis manajemen INAF, Senin (30/1/2023).
Dengan adanya pemberhentian dan pengangkatan anggota Direksi/anggota Dewan Komisaris Perseroan, maka susunan Dewan Komisaris dan Direksi menjadi sebagai berikut:
Baca Juga
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Laksono Trisnantoro
Komisaris : Didi Agus Mintadi
Komisaris Independen : Teddy Wibisana
Komisaris Independen : Achmad Ghufron Siradj
Direksi
Direktur Utama : Agus Heru Darjono
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Sumber Daya Manusia : Ariesta Krisnawan
Direktur Produksi dan Supply Chain : Jejen Nugraha
Direktur Sales dan Marketing : Kamelia Faisal
Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, INAF melanjutkan penurunan kinerja hingga. Penjualan perseroan tercatat turun selama sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penjualan bersih INAF per September 2022 turun 39,58 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp904,89 miliar dari Rp1,49 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan terjadi di semua kelompok produk. Segmen penjualan obat turun menjadi Rp458,05 miliar, dari Rp933,83 miliar. Sementara itu, penjualan alat kesehatan hanya mengakumulasi penjualan sebesar Rp446,84 miliar selama Januari—September 2022, dibandingkan dengan Rp564,01 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, penjualan INAF pada kuartal III/2022 cenderung membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Selama Juli—September 2022, total penjualan bersih mencapai Rp330,84 miliar atau naik 40,76 persen secara kuartalan dari kuartal II/2022 Rp235,03 miliar.
Beban pokok penjualan INAF juga tercatat turun 17,23 persen yoy menjadi Rp828,55 miliar dari sebelumnya Rp1,0 triliun. Perusahaan tercatat menekan biaya produksi dari Rp251,96 miliar per September 2021 menjadi hanya Rp168,77 miliar per 30 September 2022.
Namun, laba kotor INAF tergerus 84,63 persen yoy menjadi Rp76,34 miliar dari sebelumnya Rp496,78 miliar.
Penurunan signifikan penjualan INAF berdampak pada posisi laba rugi. Per September 2022, INAF membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp183,11 miliar, turun signifikan dari laba Rp2,82 miliar pada akhir kuartal III/2021. Kerugian di kuartal III/2022 mencapai Rp92,4 miliar.