Bisnis.com, JAKARTA — Emiten grup BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF) membukukan penurunan kinerja sepanjang semester I/2022. Penjualan perseroan tercatat turun selama enam bulan pertama tahun ini dan INAF berbalik rugi.
Penjualan bersih INAF turun 32,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp574,05 miliar pada semester I/2022 dari Rp849,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan terjadi di semua kelompok produk, mulai dari penjualan obat di dalam negeri menjadi hanya Rp265,54 miliar dibandingkan dengan Rp485,49 miliar di semester I/2022.
Mengutip laporan keuangan INAF, Selasa (16/8/2022), penjualan alat kesehatan, diagnostik, dan lainnya juga turun menjadi Rp294,55 miliar dari sebelumnya Rp352,42 miliar. Sementara itu, penjualan ekspor tercatat turun 9,84 persen yoy menjadi Rp3,70 miliar dibandingkan dengan Rp4,10 miliar pada semester I/2022.
Beban pokok penjualan INAF juga tercatat turun 3,81 persen yoy menjadi Rp502,55 miliar dari sebelumnya Rp522,48 miliar. Penurunan penjualan yang lebih besar daripada beban membuat laba kotor INAF tergerus 78,12 persen yoy menjadi Rp71,50 miliar dari sebelumnya Rp326,84 miliar.
Penurunan signifikan penjualan INAF berdampak pada posisi laba rugi. Per Juni 2022, INAF membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp90,71 miliar, turun signifikan dari laba Rp977,78 juta pada semester I/2021.
Sampai akhir Juni 2022, total aset INAF turun menjadi Rp1,86 triliun dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2021 Rp2,01 triliun. Penurunan terutama disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas dari Rp380,81 miliar menjadi Rp260,69 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, liabilitas Indofarma turun menjadi Rp1,44 triliun dari Rp1,50 triliun pada 31 Desember 2021. Kewajiban jangka pendek turun dari Rp1,04 triliun menjadi Rp949,35 miliar dan liabilitas jangka panjang per 30 Juni 2022 naik menjadi Rp499,44 miliar dari Rp458,38 miliar.