Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) berencana membangun dua sampai tiga rumah sakit baru pada 2023. MIKA membidik kunjungan pasien di tengah melandainya kasus Covid-19.
Head of Investor Relations Mitra Keluarga Karyasehat Aditya Widjaja mengatakan MIKA berencana membangun dua sampai tiga rumah sakit yang berlokasi di Jawa Timur, Jawa Barat, dan wilayah Jabodetabek. Saat ini, MIKA juga masih dalam proses pembangunan rumah sakit ke-30 yang berlokasi di Bekasi.
“Rumah sakit ke-30 kami masih dalam proses pembangunan dan groundbreaking di Juli 2022 lalu. RS tersebut berlokasi di daerah Grand Wisata, Bekasi,” kata Aditya, Sabtu (28/1/2023).
Aditya belum bisa memerinci alokasi belanja modal yang disiapkan pafa 2023, tetapi dia mengatakan serapan belanja modal sampai September 2022 telah menyentuh Rp600 miliar dari alokasi Rp750 miliar.
Di sisi lain, MIKA juga telah memulai operasional dua RS anyar yang berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan dan di Slawi, Tegal.
“Untuk Mitra Keluarga Pamulang dan Slawi kami sudah buka dan beroperasi di Januari 2023 ini, selain RS Baru kami juga baru saja membuka layanan unggulan baru yaitu radioterapi yang berlokasi di salah satu RS kami yaitu Mitra Keluarga Bekasi Timur,” paparnya.
Baca Juga
Ekspansi yang berlanjut sejalan dengan optimisme MIKA terhadap prospek industri kesehatan di 2023.
Aditya mengatakan peningkatan tarif layanan RS dari BPJS Kesehatan yang berlaku per 24 Januari 2023 diharapkan bisa membantu RS yang melayani BPJS dalam memberikan pelayanan yang lebih baik.
“Selain itu menurunnya kasus Covid dan kembalinya aktivitas masyarakat secara kami lihat sangat positif dampaknya terhadap pemulihan kunjungan pasien ke RS,” kata dia.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, MIKA mengakumulasi pendapatan bersih sebesar Rp3,07 triliun.
Angka tersebut turun dibandingkan dengan posisi per September 2021 sebesar Rp3,40 triliun. Penurunan disebabkan oleh berkurangnya pendapatan baik dari segmen rawat inap maupun rawat jalan.
Pendapatan rawat inap tercatat turun 9,62 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp2,23 triliun menjadi Rp2,02 triliun. Sementara itu, pendapatan rawat jalan turun 10,12 persen YoY menjadi Rp1,05 triliun.