Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Bervariasi, Laporan Keuangan Emiten Picu Kekhawatiran Resesi

Wall Street ditutup Bervariasi dengan indeks S&P 500 jeblok terimbas laporan keuangan para emiten yang memicu kekhwatiran terjadinya resesi.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks-indeks saham utama Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (25/1/2023), dengan indeks S&P 500 turun terimbas rilisnya serangkaian laporan laba perusahaan terbaru menghidupkan kembali kekhawatiran atas resesi akibat kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 9,88 poin atau naik tipis 0,03 persen ke posisi 33.743,84 poin. Indeks S&P 500 turun 0,73 poin atau 0,02 persen ke 4.016,22 poin. Sementara Indeks Komposit Nasdaq juga turun 20,91 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup di level 11.313,36.

Lima dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas menderita persentase kerugian terbesar.

Nasdaq yang merupakan indeks teknologi tertekan setelah Microsoft Corp, perusahaan teknologi besar pertama yang membukukan hasil kuartalan, mencatatkan laporan yang suram dan mengibarkan bendera merah sehubungan dengan rekan-rekan megacap-nya yang belum melaporkan.

"Kami mengalami hari-hari naik turun, yang menunjukkan tarik-menarik yang sedang berlangsung," kata Kepala Eksekutif Horizon Investment Services, Chuck Carlson, di Hammond, Indiana sebagaimana dikutip Antara, Kamis (26/1/2023).

"Hasil itu telah menjadi katalis bagi pasar dengan satu atau lain cara," tambah Carlson.

"Penghasilan [laba dalam laporan keuangan] itu penting, tetapi yang benar-benar menjadi fokus pasar adalah kisah suku bunga/inflasi Fed."

Musim laporan keuangan kuartal keempat telah bergeser menjadi overdrive, dengan 95 perusahaan di Indeks S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 67 persen telah mengalahkan perkiraan konsensus, jauh di bawah tingkat rata-rata 76 persen selama empat kuartal terakhir, menurut Refintiv.

Para analis sekarang memperkirakan laba agregat S&P 500 turun 3,0 persen tahun-ke-tahun, hampir dua kali lipat penurunan 1,6 persen yang terlihat pada 1 Januari, menurut Refinitiv.

Abbott Laboratories turun 1,4 persen, karena penjualan perangkat medis yang lebih lemah dari perkiraan membebani saham.

Di antara para pemenang, saham News Corp melonjak 5,7 persen setelah Rupert Murdoch menarik proposal untuk menyatukan kembali News Corp dan Fox Corp.

AT&T Inc juga memberikan panduan yang mengecewakan tetapi fokus barunya pada bisnis telekomunikasi membantu meningkatkan jumlah pelanggan, membuat sahamnya naik 6,6 persen.

General Dynamics Corp mengalahkan ekspektasi triwulanan, tetapi perkiraan 2023 yang lemah membantu mengirim saham kontraktor pertahanan itu meluncur 3,6 persen.

Saham Tesla Inc mengalami kerugian dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pembuat mobil listrik itu mengalahkan perkiraan pendapatan kuartal keempat.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,89 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,78 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper