Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Avian (AVIA) Pakai Yuan, Antisipasi Fluktuasi Dolar AS

Jika dolar AS naik sebesar 10 persen terhadap rupiah maka gross margin profit produsen cat Avian (AVIA) akan berkurang sebesar 1,2 persen.
Produsen cat Avian, PT Avia Avian Tbk. bersiap melakukan IPO dan menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia./ Istimewa.
Produsen cat Avian, PT Avia Avian Tbk. bersiap melakukan IPO dan menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia./ Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA – Fluktuasi dolar AS disebut berdampak pada penurunan penjualan emiten cat milik Hermanto tanoko, PT Avia Avian Tbk. (AVIA) sebesar 1,2 persen. Angka tersebut merupakan dampak dari setiap kenaikan 10 persen dolar AS terhadap rupiah.

Head of Investor Relation Avia Avian Andreas Timothy Hadikrisno menjelaskan 35 persen dari bahan baku cat merupakan bahan impor. Bahan baku tersebut berperan pada angka beban pokok penjualan (cost of goods sold/COGS) sebesar 56,66 persen.

Raw material sendiri adalah 56,66 persen dari COGS, jadi practically efek dolar AS ke COGS sekitar 16 – 17 persen. Sedangkan COGS itu 57-59 persen dari total sales, berarti dampak dari fluktuasi dolar adalah 9 -10 persen dari sales,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (24/1/2023). 

Lebih lanjut, Andreas menjelaskan jika dolar AS naik sebesar 10 persen terhadap rupiah maka gross margin profit akan berkurang sebesar 1,2 persen.

Untuk mengantisipasi fluktuasi tersebut, AVIA memakai mata uang yuan China sebagai alat pembayaran di sebagian transaksinya. Hal itu dikarenakan bahan baku seperti pigmen berasal dari China.

“Karena raw material kebanyakan diambil dari China, kita mulai mengubah sebagian pembelian dari dolar ke yuan, untuk mengurangi dampak dolar yang naik turun,” jelasnya.

Selain fluktuasi dolar AS, kinerja keuangan AVIA juga bergantung pada fluktuasi harga crude oil, di mana crude oil dalam bentuk resin dan solvent merupakan bahan baku utama cat.

“Kalau dari raw material itu isinya resin, packaging, pigment, additive, dan solvent. Crude oil tadi berpengaruh ke solvent sebesar 6 persen serta resin dan packaging. Sementara fluktuasi dolar berpengaruh terhadap bahan baku pigment, additive dan solvent yang merupakan produk impor, itu yang menyebabkan gross margin kita tergerus,” jelasnya.

Meski demikian, Andreas mengatakan pada kuartal ke IV/2022, harga bahan baku sudah mulai normal.

Saat ini, AVIA memiliki 109 pusat distribusi sendiri dan 35 pusat distribusi pihak ketiga. Lokasinya mayoritas berada di Pulau Jawa. AVIA menargetkan penambahan pusat distribusi sebanyak 8 buah per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper