Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Mantul Berkat Pesta Cuan Saham Teknologi

Indeks S&P 500 naik untuk pertama kalinya dalam empat hari perdagangan, dengan seluruh 11 sektor menguat.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York menguat pada akhir perdagangan Jumat (20/1/2023) waktu setempat berkat reli saham emiten teknologi.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (21/1/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melejit 1 persen atau 330,93 poin ke 33.375,49, S&P 500 melesat 1,89 persen atau 73,76 poin ke 3.972,61, dan Nasdaq melambung 2,66 persen atau 288,17 poin ke 11.140,43.

Indeks S&P 500 naik untuk pertama kalinya dalam empat hari, dengan seluruh 11 sektor menguat. Namun indeks S&P 500 tetap turun selama minggu ini, sedangkan kenaikan satu hari terbesar di Nasdaq 100 yang padat saham teknologi sejak November 2022 mendorongnya ke zona hijau untuk periode sepekan.

Saham induk Google, Alphabet Inc., naik setelah mengungkapkan rencana untuk memangkas 12.000 karyawan. Saham Netflix Inc. juga melonjak setelah melaporkan jumlah pelanggan yang lebih kuat dari perkiraan.

Indeks saham menguat pada Jumat setelah Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan kebijakan terlihat cukup ketat dan dia mendukung moderasi dalam ukuran kenaikan suku bunga. Sebelumnya, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengulangi pandangannya untuk langkah tambahan dalam kenaikan suku bunga, sementara Kepala Fed Kansas City Esther George mengatakan ekonomi dapat terhindar dari penurunan tajam.

Pasar saham menguat meskipun ada dorongan yang lebih tinggi dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS. Hal tersebut menunjukkan bahwa model portofolio 60/40 dapat kembali lagi. Awal pekan ini, suku bunga yang lebih tinggi dan komentar hawkish dari Fed dan pejabat Bank Sentral Eropa membebani sentimen risiko.

“Patut dicatat bahwa imbal hasil naik hari ini namun Nasdaq juga unggul. Meskipun ini dapat dianggap sebagai positif jangka pendek, jika kita beralih ke narasi 'berita buruk adalah buruk' di mana suku bunga yang lebih rendah bertepatan dengan saham yang lebih rendah, maka masuk akal untuk melihat kebalikannya,” kata Jonathan Krinsky, kepala teknisi pasar BTIG.

Laporan kinerja emiten juga menjadi fokus. Dari 55 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan laba sejauh ini, sekitar dua pertiga telah mengalahkan perkiraan analis.

“Kekhawatiran resesi tampaknya mengesampingkan semacam optimisme dari beberapa perusahaan yang telah melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. Ada pemahaman bahwa pendapatan mungkin akan lebih lemah, tapi saya pikir banyak dari perusahaan itu yang diperhitungkan,” kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper