Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami peningkatan sejak awal 2023, saat ini bertengger di kisaran US$1.900-an. Harga logam muliah bahkan diperkirakan mampu mencapai US$2.300 per troy ons tahun ini.
Mengutip data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (19/1/2023) waktu New York, harga emas terangkat US$16,90 atau 0,89 persen menjadi ditutup pada US$1.923,90, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di US$1.927,50 dan terendah di US$1.902,00.
Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono mengatakan saat ini harga emas sedang dalam pola rebound signifikan setelah anjlok dan mencapai titik terendahnya tahun lalu.
“Ancaman resesi dan potensi peredaan agresivitas Fed yang dipicu meredanya inflasi menjadi pemicu utama rebound tersebut,” kata Wahyu kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Wahyu mengatakan, saat ini masalah geopolitik bukan menjadi sentimen yang signifikan. Pergerakan harga emas saat ini lebih dipengaruhi oleh siklus yield obligasi terutama di AS. Saat ini inflasi jadi isu utama dan data CPI menjadi fundamental yang sangat signifikan.
“Indikator penting bagi pasar keuangan adalah pasar obligasi AS, yang mana sudah ambruk pada 2022. Baik yang tenor 10 tahun dan 2 tahun belakangan anjlok. Hal ini biasanya adalah indikator pendahulu bagi arah suku bunga,” ungkapnya.
Baca Juga
Melihat pergerakan harga emas, Wahyu menyebutkan semester kedua tahun lalu adalah momentum buy on weakness, dan saat ini juga masih berlaku. Meskipun emas terus naik, belum terlambat bagi investor yang baru mulai mengakumulasi beli.
“Secara teknikal kenaikan tajam harga emas pada November dan Desember adalah sinyal bullish yang bisa berlanjut hingga 2023. Secara umum pada 2023 saya juga menduga dolar AS akan berbalik melemah akhirnya,” katanya.
Dia melanjutkan, apabila skenario terburuk terjadi sekalipun, emas masih akan tetap diuntungkan.
“Misalnya, jika The Fed pivot terlalu dini dan berbalik lagi ke skenario inflasi tinggi yang cukup bearish untuk dolar AS, hal itu juga akan membantu harga emas untuk naik, atau mereka pivot terlambat dan menyebabkan resesi yang jauh lebih gawat, sehingga memicu kapital lari ke tempat aman atau safe haven, sehingga akan tetap membantu emas naik sebagai safe haven,” imbuhnya.
Wahyu memperkirakan, harga emas sepanjang 2023 akan bergerak di kisaran US$1.500 – US$2.300 per troy ons.