Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sektor pendidikan yang perdana melakukan IPO PT Lavender Bina Cendikia Tbk. (BMBL) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada proses penawaran saham perdananya (Initial Public Offering/IPO).
Saham BMBL mendapatkan kelebihan pemesanan sebanyak 47 kali dari total penjatahan terpusat, saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru.
Menurut Deputy Director Investment Banking Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan kelebihan pemesanan saham BMBL ini menunjukkan antusiasme investor yang tinggi. Pasalnya, BMBL merupakan emiten pertama yang bergerak di sektor pendidikan.
“Selama masa pooling, permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru atau oversubscribed 47 kali dari jumlah pemesanan terpusat. Nilai pemesanan terpusat yang masuk lebih dari Rp942 miliar,” ujar Wibowo.
Menurutnya, BMBL memang menjadi sorotan karena untuk pertama kalinya terdapat perusahaan dari sektor pendidikan khususnya perusahaan bimbingan belajar (bimbel) yang akan melantai ke bursa saham. Hal ini menjadi perhatian bagi investor karena usaha di sektor pendidikan belum ada di pasar modal.
Sementara itu, Direktur Utama KGI Sekuritas Indonesia Antony Kristanto mengatakan keyakinan atas prospek BMBL di masa yang akan datang dengan melihat komitmen BMBL untuk mengembangkan fasilitas sarana dan pra sarana serta penggunaan teknologi terkini dalam melayani konsumennya.
Baca Juga
“Penggunaan teknologi memudahkan BMBL untuk memperluas jangkauan pasar. Disisi lain, komitmen pengembangan fasilitas BMBL bisa dilihat dari salah satu penggunaan dana hasil IPO berupa pelunasan unit apartemen yang akan diperuntukkan untuk akomodasi penginapan para siswa,” katanya.
Analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Rovandi, memperkirakan kinerja keuangan BMBL pada 2022 ini diproyeksikan mengantongi laba bersih sebesar Rp 4 miliar. Angka itu naik hampir 2 kali lipat dari perolehan laba bersih di 2021 sebesar Rp 2,13 miliar. Dalam proyeksi perusahaan, laba bersih di 2023 bisa mencapai Rp6 miliar dan 2024 mencapai Rp16,5 miliar.