Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tekstil, PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) akan melancarkan aksi rights issue atau penanaman modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD). Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan terdilusi kepemilikan sahamnya hingga 69,84 persen.
PBRX menawarkan 15 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham dalam rights issue, sehingga jumlah dana yang akan diterima perseroan sebanyak-banyaknya Rp750 miliar.
Setiap pemegang 250 saham PBRX yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) PBRX pada penutupan perdagangan saham sesuai tanggal pencatatan pada tanggal 17 Januari 2023, berhak atas 579 saham HMETD.
PT Trisetijo Manunggal Utama selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 27,99 persen telah menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sebanyak 4,1 miliar saham dengan total nilai sebesar Rp209 miliar.
Para pemegang saham yang tidak mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 69,84 persen dari persentase kepemilikannya sebelum rights issue.
Baca Juga
Corporate Secretary Pan Brothers Iswar Deni mengatakan dana hasil rights issue dapat menopang target pertumbuhan produksi pada 2023 sebesar 5 persen.
“Pertumbuhan sekitar 5 persen, ini memang captive, hanya tadinya terkendala modal kerja,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Senin (9/1/2023).
Iswar Deni menjelaskan jika kendala modal kerja tersebut akan tertutupi oleh dana segar dari aksi rights issue PBRX.
Merujuk informasi prospektus singkat PBRX, dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PMHMETD IV akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung pengembangan usaha berupa peningkatan penjualan, antara lain meliputi biaya bahan baku.
Sekitar 80 persen dari dana yang diperoleh, berupa pembelian kain dengan kualitas tinggi yang memenuhi spesifikasi pembeli. Kemudian 15 persen digunakan untuk biaya produksi dan pemeliharaan yang meliputi upah tenaga kerja, biaya energi, termasuk pemeliharaan fasilitas produksi, dan lain-lain.
Kemudian sekitar 5 persen ditujukan untuk biaya operasional dan pemasaran. Bilamana dana belum digunakan maka akan ditempatkan pada produk simpanan pada perbankan.