Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Pecahkan Rekor IPO Tetapi Portofolio Investor Banyak yang Boncos, Kenapa?

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor IPO. Tetapi di balik, pecahnya rekor anyar itu ada portofolio investor yang kebakaran
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor IPO dengan membawa 59 emiten anyar pada 2022. Tetapi di balik, pecahnya rekor anyar itu ada portofolio investor yang kebakaran.

Dari 59 emiten yang telah tercatat ada 35 saham harganya meningkat sejak pertama kali melantai. Akan tetapi 24 saham lainnya kini dilego di bawah harga IPO. Bahkan 10 emiten diantaranya telah mengalami pelemahan hingga lebih dari 50 persen.

Salah satu pengikut akun Bisnis.com di Instagram aa_jun95 mengungkapkan keenganannya investasi kembali akibat terkena jebakan saham IPO. Begitu pun dengan rusdi_sion yang mengatakan mengalami kebakaran portofolio akibat membeli saham IPO.

Sementara itu, Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan investor perlu memperhatikan nilai perolehan dana IPO. Menurutnya, size IPO yang nilainya diatas Rp500 miliar, akan cenderung memiliki peluang kenaikan atau autoreject atas di hari pertama yang lebih terbatas, dibandingkan calon emiten yang perolehan dana IPO-nya dibawah Rp500 miliar.

"Warning dan hati-hati, jika di tengah jalan dalam proses book building, calon emiten melakukan revisi harga ke bawah, atau revisi jumlah penerbitan saham menjadi lebih sedikit," kata Ike kepada Bisnis.

Dengan revisi tersebut, Ike mengatakan jumlah dana segar yang kemungkinan diraih calon emiten bisa berkurang.

Dia menjelaskan biasanya pengurangan jumlah lembar saham, ataupun yang menyebabkan nilai dana IPO berkurang, merupakan dampak test market yang kurang baik atau kurang sustain. Dengan demikian, untuk menurunkan risiko undersubcribe, maka sebelum book building selesai, jumlah atau nilai IPO akan dikurangi, menyesuaikan dengan permintaan di pasar agar tetap oversubcribe.

Lebih lanjut, Ike menyarankan investor harus memperhatikan tujuan emiten melakukan IPO untuk menghindari jebakan IPO atau IPO trap. Dia menyarankan investor memperhatikan kinerja dan kondisi industri tersebut.

"Selain itu, adanya nama pemegang saham lama juga turut mempengaruhi persepsi investor," tuturnya.

Dia melanjutkan investor bisa mencoba untuk memperhatikan trade record atau gaya dari investor lama tersebut. Pasalnya, terdapat beberapa nama yang memang bermain di saham IPO, dan cenderung mampu menggerakkan harga saham baru tersebut. 

Daftar Emiten yang melakukan IPO di 2022 dengan penurunan harga saham terdalam

Nama Perusahaan

Tanggal Listing

Nilai IPO

Harga IPO

Harga per 27 Desember 2022

Perubahan

GOTO

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

11-Apr-22

13,729.56

Rp338

Rp91

-76.55%

OLIV

PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk.

17 Mei 2022

40.00

Rp100

Rp27

-73.00%

NANO

PT Nanotech Indonesia Global Tbk.

10-Mar-22

128.50

Rp100

Rp28

-69.00%

KLIN

PT Klinko Karya Imaji Tbk.

09 Ags 2022

23.00

Rp100

Rp35

-65.00%

AMMS

PT Agung Menjangan Mas Tbk.

04 Ags 2022

24.00

Rp100

Rp43

-60.00%

ASLC

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk.

25-Jan-22

652.61

Rp256

Rp121

-50.78%

BAUT

PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk.

28-Jan-22

145.00

Rp100

Rp50

-50.00%

NTBK

PT Nusatama Berkah Tbk.

09-Feb-22

70.00

Rp100

Rp50

-50.00%

WINR

PT Winner Nusantara Jaya Tbk.

25-Apr-22

150.00

Rp100

Rp50

-50.00%

ADCP

PT Adhi Commuter Properti Tbk.

23-Feb-22

228.80

Rp130

Rp67

-49.23%

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper