Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor IPO dengan membawa 59 emiten anyar pada 2022. Tetapi di balik, pecahnya rekor anyar itu ada portofolio investor yang kebakaran.
Dari 59 emiten yang telah tercatat ada 35 saham harganya meningkat sejak pertama kali melantai. Akan tetapi 24 saham lainnya kini dilego di bawah harga IPO. Bahkan 10 emiten diantaranya telah mengalami pelemahan hingga lebih dari 50 persen.
Salah satu pengikut akun Bisnis.com di Instagram aa_jun95 mengungkapkan keenganannya investasi kembali akibat terkena jebakan saham IPO. Begitu pun dengan rusdi_sion yang mengatakan mengalami kebakaran portofolio akibat membeli saham IPO.
Sementara itu, Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan investor perlu memperhatikan nilai perolehan dana IPO. Menurutnya, size IPO yang nilainya diatas Rp500 miliar, akan cenderung memiliki peluang kenaikan atau autoreject atas di hari pertama yang lebih terbatas, dibandingkan calon emiten yang perolehan dana IPO-nya dibawah Rp500 miliar.
"Warning dan hati-hati, jika di tengah jalan dalam proses book building, calon emiten melakukan revisi harga ke bawah, atau revisi jumlah penerbitan saham menjadi lebih sedikit," kata Ike kepada Bisnis.
Dengan revisi tersebut, Ike mengatakan jumlah dana segar yang kemungkinan diraih calon emiten bisa berkurang.
Baca Juga
Dia menjelaskan biasanya pengurangan jumlah lembar saham, ataupun yang menyebabkan nilai dana IPO berkurang, merupakan dampak test market yang kurang baik atau kurang sustain. Dengan demikian, untuk menurunkan risiko undersubcribe, maka sebelum book building selesai, jumlah atau nilai IPO akan dikurangi, menyesuaikan dengan permintaan di pasar agar tetap oversubcribe.
Lebih lanjut, Ike menyarankan investor harus memperhatikan tujuan emiten melakukan IPO untuk menghindari jebakan IPO atau IPO trap. Dia menyarankan investor memperhatikan kinerja dan kondisi industri tersebut.
"Selain itu, adanya nama pemegang saham lama juga turut mempengaruhi persepsi investor," tuturnya.
Dia melanjutkan investor bisa mencoba untuk memperhatikan trade record atau gaya dari investor lama tersebut. Pasalnya, terdapat beberapa nama yang memang bermain di saham IPO, dan cenderung mampu menggerakkan harga saham baru tersebut.
Daftar Emiten yang melakukan IPO di 2022 dengan penurunan harga saham terdalam
Nama Perusahaan | Tanggal Listing | Nilai IPO | Harga IPO | Harga per 27 Desember 2022 | Perubahan | |
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. | 11-Apr-22 | 13,729.56 | Rp338 | Rp91 | -76.55% | |
OLIV | PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. | 17 Mei 2022 | 40.00 | Rp100 | Rp27 | -73.00% |
NANO | PT Nanotech Indonesia Global Tbk. | 10-Mar-22 | 128.50 | Rp100 | Rp28 | -69.00% |
KLIN | PT Klinko Karya Imaji Tbk. | 09 Ags 2022 | 23.00 | Rp100 | Rp35 | -65.00% |
AMMS | PT Agung Menjangan Mas Tbk. | 04 Ags 2022 | 24.00 | Rp100 | Rp43 | -60.00% |
ASLC | PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. | 25-Jan-22 | 652.61 | Rp256 | Rp121 | -50.78% |
BAUT | PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk. | 28-Jan-22 | 145.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
NTBK | PT Nusatama Berkah Tbk. | 09-Feb-22 | 70.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
WINR | PT Winner Nusantara Jaya Tbk. | 25-Apr-22 | 150.00 | Rp100 | Rp50 | -50.00% |
ADCP | PT Adhi Commuter Properti Tbk. | 23-Feb-22 | 228.80 | Rp130 | Rp67 | -49.23% |