Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Merah Bursa Efek Indonesia (BEI) Sepanjang 2022

Sepanjang 2022, PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan hasil yang luar biasa mulai dari pertumbuhan investor hingga ke jumlah pencatatan IPO.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2022, PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan hasil yang luar biasa mulai dari pertumbuhan investor hingga ke jumlah pencatatan IPO. Di luar pencapaian itu, ada sederet hal-hal yang juga belum tercapai pada 2022.

Sepanjang 2022, telah terdapat 59 perusahaan tercatat yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah itu menjadi rekor tertinggi sejak 1992 dan IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2019.

Meski telah mencetak sejarah, masih ada beberapa pekerjaan yang musti dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai operator pasar modal Indonesia.

Berikut ini sederet rapor merah Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2022:

1. Nilai IPO Turun Drastis

Jumlah emiten baru yang melakukan IPO memang mencetak rekor dari sisi kuantitas yang mencapai 59 perusahaan. Akan tetapi, dari sisi kualitas penggalangan dana mengalami penurunan dari Rp62,6 trilun pada tahun lalu menjadi Rp33,06 triliun. Dengan demikian, jumlah perusahaan yang menggalang dana tahun ini relatif lebih kecil dari tahun lalu meskipun terjadi perbaikan ekonomi dari sisi makro.

2. Molornya Program Market Maker

Bursa Efek Indonesia menargetkan program market maker dapat terealisasi pada semester II/2022. Market maker adalah pihak yang ditunjuk oleh Bursa untuk selalu menyediakan kuotasi bid and offer dalam jumlah yang memadai sehingga aksi menggoreng saham bisa dihindari.

Program ini telah dicanangkan sejak awal 2021. Namun seiring perjalanan, BEI lebih mengedepankan program papan pencatatan new economy.

3. Rekor 21 Tahun IHSG Kandas

Dalam 21 tahun terakhir, IHSG selalu tercatat hijau menunjukkan keoptimisan investor terhadap pasar modal di tahun baru. Akan tetapi, IHSG untuk kali pertama sejak 2001 terkoreksi 2,41 persen pada Desember.

Sebagai informasi, IHSG ditutup hijau secara bulanan sejak perdagangan 2022 bergulir. Pelemahan IHSG pada Desember membuat indeks komposit tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun lalu.

4. Investor Ritel Malas Trading Saham

Berdasarkan data KSEI, telah terjadi penurunan dalam investor aktif harian selama 2022 dari 198,1 menjadi 181,8 atau turun 8,2 persen. Padahal secara jumlah total investor mengalami kenaikan hingga 37 persen menjadi 10 juta.

5. Banyak Emiten Zombie

Beberapa emiten tercatat masuk dalam potensi delisting. Meski demikian, emiten tersebut masih tercatat meski telah melanggar masa suspensi selama 24 bulan. Emiten tersebut juga tidak menunjukkan perbaikan misalnya SUGI, LCGP dan PLAS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper