Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 10 emiten mengalami peningkatan harga saham secara signifikan sepanjang 1 Januari hingga 30 Desember 2022. Di posisi puncak, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) tercatat menjadi emiten paling cuan tahun ini.
Aktivitas pasar modal sepanjang tahun 2022 bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.850,62 pada Jumat (30/12/2022), naik 4,09 persen dari posisi 30 Desember 21.
Pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022.
Berdasarkan data Bloomberg hingga 30 Desember, ini daftar 10 saham paling naik tinggi atau top gainers pada 2022.
10 Saham Paling Naik 2022
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menempati posisi pertama saham paling cuan dengan kenaikan 1.595 persen menuju level Rp1.695 per unit saham. ADMR tercatat melantai di bursa pada 6 Januari 2022 dengan harga Rp100.
- PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)
PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), yang dimiliki oleh orang paling tajir di Indonesia yakni Low Tuck Kwong, menjadi emiten paling cuan ke-2 sepanjang tahun ini. BYAN mencatatkan peningkatan saham sebesar 774,36 persen menuju level Rp21.000 per unit saham.
Baca Juga
- PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI)
Harga saham PANI menempati posisi ke-3 emiten paling cuan dengan catatan kenaikan harga saham sebesar 675,16 persen ke level Rp950 per unit saham. PANI juga tercatat menjadi emiten yang paling banyak meraup dana rights issue yaitu mencapai Rp6,56 triliun.
- PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA)
Di peringkat berikutnya, RAJA mencatatkan pertumbuhan harga saham mencapai 485,86 persen ke posisi Rp1.045 per saham. RAJA merupakan emiten yang sebagian sahamnya dimiliki Happy Hapsoro, suami Puan Maharani yang dalam beberapa tahun terakhir melakukan investasi dalam basis compressed natural gas (CNG), water treatment plant, dan LPG Facility Terminal.
- PT RMK Energy Tbk. (RMKE)
Emiten ini berhasil mencatatkan kinerja saham dengan baik yaitu meningkat 323,42 persen ke posisi Rp940 per saham. Saat ini, RMKE melalui anak usahanya bekerjasama dengan PTBA untuk mengangkut 2,5 juta ton batu bara.
- PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA)
KRYA berhasil menduduki peringkat ke-6 saham paling untung dengan pertumbuhan sebesar 308 persen ke posisi Rp510 per lembar saham. Kinerja ini menjadikan KRYA sebagai emiten dengan IPO tercuan. Saat masa penawaran, KRYA mematok harga Rp125 per lembar.
- PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT)
Emiten paling cuan berikutnya adalah SMMT. Sahamnya terpantau naik 253,02 persen ke posisi Rp650 per lembar saham. Diketahui, SMMT telah membagikan dividen pada 13 Desember lalu sebesar Rp15 per lembar atau total senilai Rp47,25 miliar.
- PT Singaraja Putra Tbk. (SINI)
SINI menjadi emiten paling untung berikutnya dengan kenaikan harga saham sebesar 228,87 persen sepanjang tahun ini menuju level Rp1.105 per unit saham. SINI tercatat melantai di bursa pada tahun 2019 dengan melepas 175 juta saham seharga Rp108 per saham.
- PT SLJ Global Tbk. (SULI)
PT SLJ Global Tbk., yang sebelumnya bernama Sumalindo Lestari Jaya, membukukan kenaikan harga saham sepanjang tahun ini sebesar 218 persen ke Rp159 per unit saham. Produsen kayu lapis tersebut resmi berganti nama menjadi SLJ Global pada 2013 silam.
- PT Astrindo Nusantara Infrastructure Tbk. (BIPI)
Adapun posisi ke-10 dihuni oleh BIPI dengan harga saham Rp165 per lembar saham atau meningkat 230 persen. Aksi korporasi terakhir yang dilakukan BIPI adalah mengakuisisi PT Mining Limited yang memiliki konsesi tambang batu bara berkualitas tinggi.